PBB Kecewa AS Tarik Diri dari Perjanjian Paris
A
A
A
NEW YORK - Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim adalah sebuah kekecewaan besar atas upaya global untuk mengurangi emisi rumah kaca dan mempromosikan keamanan internasional. Demikian yang dikatakan oleh Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric.
Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tetap yakin bahwa kota, negara bagian dan bisnis di AS akan terus menunjukkan visi dan kepemimpinan yang rendah karbon, pertumbuhan ekonomi yang elastis yang akan menciptakan lapangan kerja dan pasar berkualitas untuk kemakmuran abad ke-21.
"Sangat penting bahwa AS tetap menjadi pemimpin isu lingkungan," kata Dujarric di Markas PBB seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (2/6/2017).
"Sekretaris Jenderal berharap dapat terlibat dengan pemerintah Amerika dan semua aktor di AS dan seluruh dunia untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dimana cucu-cucu kita bergantung," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk menarik AS keluar dari Perjanjian Paris, sebuah perjanjian global yang penting untuk memerangi perubahan iklim.
"Perjanjian Paris diadopsi oleh semua negara di dunia pada tahun 2015 karena mereka menyadari bahaya yang sangat besar yang telah menyebabkan perubahan iklim dan peluang besar yang muncul dalam kekauatan iklim," kata Dujarric.
"Ini menawarkan kerangka kerja yang berarti namun fleksibel untuk bertindak oleh semua negara.Transformasi yang direncanakan dalam Perjanjian Paris sudah berlangsung," katanya.
Perjanjian iklim, yang disepakati hampir di semua negara di dunia setelah negosiasi yang panjang, bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Perjanjian iklim juga menetapkan sasaran global untuk mempertahankan kenaikan suhu rata-rata tidak lebih tinggi dari 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tetap yakin bahwa kota, negara bagian dan bisnis di AS akan terus menunjukkan visi dan kepemimpinan yang rendah karbon, pertumbuhan ekonomi yang elastis yang akan menciptakan lapangan kerja dan pasar berkualitas untuk kemakmuran abad ke-21.
"Sangat penting bahwa AS tetap menjadi pemimpin isu lingkungan," kata Dujarric di Markas PBB seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (2/6/2017).
"Sekretaris Jenderal berharap dapat terlibat dengan pemerintah Amerika dan semua aktor di AS dan seluruh dunia untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dimana cucu-cucu kita bergantung," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk menarik AS keluar dari Perjanjian Paris, sebuah perjanjian global yang penting untuk memerangi perubahan iklim.
"Perjanjian Paris diadopsi oleh semua negara di dunia pada tahun 2015 karena mereka menyadari bahaya yang sangat besar yang telah menyebabkan perubahan iklim dan peluang besar yang muncul dalam kekauatan iklim," kata Dujarric.
"Ini menawarkan kerangka kerja yang berarti namun fleksibel untuk bertindak oleh semua negara.Transformasi yang direncanakan dalam Perjanjian Paris sudah berlangsung," katanya.
Perjanjian iklim, yang disepakati hampir di semua negara di dunia setelah negosiasi yang panjang, bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Perjanjian iklim juga menetapkan sasaran global untuk mempertahankan kenaikan suhu rata-rata tidak lebih tinggi dari 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
(ian)