Putin Sebut Patriotik Rusia Mungkin Intervensi Pilpres AS
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pemerintah Rusia tidak ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2016. Namun warga Rusia yang mempunyai pemikiran patriotik mungkin telah melakukannya.
Putin mengatakan bahwa peretas Rusia dapat melakukannya untuk mencoba dan mempengaruhi pemilu AS pada tahun 2016. Ia mengatakan bahwa peretas seperti seniman yang membuat keputusan tentang siapa yang ditargetkan tergantung pada bagaimana perasaan mereka pada suatu hari tertentu.
"Jika mereka patriotically minded, mereka mulai membuat kontribusi mereka yang benar, dari sudut pandang mereka, untuk melawan orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang Rusia," katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (2/6/2017).
Pemimpin Rusia itu, bagaimanapun, terjebak dengan pernyataan masa lalunya bahwa Kremlin tidak terlibat langsung dengan upaya peretasan apapun. "Kami tidak melakukan ini di tingkat negara," tegasnya.
Rusia telah menjadi fokus investigasi AS atas perannya tersebut dalam mencampuri pemilu 2016. Tudingan itu merujuk pada sejumlah aksi peretasan terhadap Partai Demokrat sambil menopang kampanye Donald Trump.
Peretasan tersebut termasuk pencurian besar-besaran dari Komite Nasional Demokratik dan kampanye Hillary Clinton. Komunitas intelijen AS pada bulan Januari menyimpulkan bahwa Putin secara pribadi telah mengarahkan "kampanye pengaruh" Rusia yang mencakup serangan siber dan penyebarluasan informasi palsu untuk membantu kampanye Trump.
Pemimpin Rusia tersebut tampaknya menyadari potensi bahwa AS berpotensi merilis bukti yang menghubungkan serangan siber 2016 ke pemerintah Rusia, dan memilih untuk mengatakan bahwa teknologi modern dapat dimanipulasi. Jika dilakukan, jejak yang bisa dipalsukan bisa dilakukan untuk kembali ke Kremlin.
"Saya dapat membayangkan bahwa seseorang melakukan ini dengan sengaja membangun rantai serangan sehingga Federasi Rusia tampaknya menjadi sumber serangan tersebut," kata Putin.
"Teknologi modern memungkinkan untuk melakukan hal semacam itu, ini agak mudah dilakukan," tukasnya.
Putin mengatakan bahwa peretas Rusia dapat melakukannya untuk mencoba dan mempengaruhi pemilu AS pada tahun 2016. Ia mengatakan bahwa peretas seperti seniman yang membuat keputusan tentang siapa yang ditargetkan tergantung pada bagaimana perasaan mereka pada suatu hari tertentu.
"Jika mereka patriotically minded, mereka mulai membuat kontribusi mereka yang benar, dari sudut pandang mereka, untuk melawan orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang Rusia," katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (2/6/2017).
Pemimpin Rusia itu, bagaimanapun, terjebak dengan pernyataan masa lalunya bahwa Kremlin tidak terlibat langsung dengan upaya peretasan apapun. "Kami tidak melakukan ini di tingkat negara," tegasnya.
Rusia telah menjadi fokus investigasi AS atas perannya tersebut dalam mencampuri pemilu 2016. Tudingan itu merujuk pada sejumlah aksi peretasan terhadap Partai Demokrat sambil menopang kampanye Donald Trump.
Peretasan tersebut termasuk pencurian besar-besaran dari Komite Nasional Demokratik dan kampanye Hillary Clinton. Komunitas intelijen AS pada bulan Januari menyimpulkan bahwa Putin secara pribadi telah mengarahkan "kampanye pengaruh" Rusia yang mencakup serangan siber dan penyebarluasan informasi palsu untuk membantu kampanye Trump.
Pemimpin Rusia tersebut tampaknya menyadari potensi bahwa AS berpotensi merilis bukti yang menghubungkan serangan siber 2016 ke pemerintah Rusia, dan memilih untuk mengatakan bahwa teknologi modern dapat dimanipulasi. Jika dilakukan, jejak yang bisa dipalsukan bisa dilakukan untuk kembali ke Kremlin.
"Saya dapat membayangkan bahwa seseorang melakukan ini dengan sengaja membangun rantai serangan sehingga Federasi Rusia tampaknya menjadi sumber serangan tersebut," kata Putin.
"Teknologi modern memungkinkan untuk melakukan hal semacam itu, ini agak mudah dilakukan," tukasnya.
(ian)