Mahasiswa Non-Muslim Inggris Bentuk Barikade Lindungi Jemaah Salat

Selasa, 30 Mei 2017 - 21:59 WIB
Mahasiswa Non-Muslim...
Mahasiswa Non-Muslim Inggris Bentuk Barikade Lindungi Jemaah Salat
A A A
NORWICH - Para mahasiswa non-Muslim bersolidaritas membentuk barikade untuk melindungi para mahasiswa Muslim yang menjalankan salat Jumat di lingkungan kampus Universitas East Anglia (UEA), Norwich, Inggris, pekan lalu. Salat itu sekaligus menjadi bagian dari demonstrasi menentang keputusan universitas yang menutup ruang salat.

Solidaritas lintas iman ini menjadi pemandangan unik. Sebab, warga Inggris masih berduka atas serangan bom bunuh diri di Manchester Arena yang dilakukan Salman Abedi. Pekan lalu, komunitas Muslim juga bersolidaritas terhadap para korban bom dengan berjalan kaki massal menuju Manchester Arena sebagai sikap menentang aksi terorisme.

Pengumuman penutupan ruang salat di kampus tersebut terjadi hanya seminggu sebelum Ramadan, bulan suci bagi umat Islam.

Para mahasiswa yang membentuk barikade itu mengusung poster bertuliskan “kami hanya salat” dan “selamatkan tempat kami”.

Komunitas Muslim UEA mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam keputusan pihak kampus. Protes juga bermunculan di media sosial sejak hari Kamis pekan lalu.

Protes itu menuai banyak dukungan, di mana muncul petisi yang diteken lebih dari 6.000 pendukung demonstran yang menuntut ruang salat.

Ruang salat di kampus itu ditutup dengan alasan renovasi di bagian tempat ceramah. Sebagi gantinya, para mahasiswa Muslim ditawari Pusat Multi-Iman untuk ruang salat Jumat. Namun, ruang yang ditawarkan itu tidak memadai.

Pihak UEA telah memberikan konfirmasi perihal penutupan ruang salat yang menuai demonstrasi itu. ”Sebagai bagian dari investasi 2 juta poundsterling di ruang belajar perpustakaan baru dan pemutakhiran lengkap (ruang) ceramah utama universitas, penggunaan fasilitas salat di dekat Teater Ceramah 2 untuk sementara tidak tersedia karena alasan keamanan selama pekerjaan bangunan,” kata pihak UEA dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Eastern Daily Press, Selasa (30/5/2017).

”Fasilitas itu akan tersedia bagi mahasiswa Muslim lagi sejak awal tahun ajaran baru. Sebuah kelompok kerja telah dibentuk untuk mempertimbangkan solusi jangka panjang,” lanjut pihak UEA.

Mantan presiden Islamic Society di universitas tersebut, Meanha Begun, mengatakan: "Saya telah menjadi bagian dari Masyarakat Islam di UEA selama beberapa tahun ini. Bagi saya itu berarti segala sesuatu memiliki ruang yang memadai dimana kita merasa dihormati.”

”Kami berharap demonstrasi ini akan cukup bagi UEA untuk mendengar suara kami. Kami menginginkan fasilitas salat permanen,” ujar Begun.

Amina Abdul Aziz, salah satu mahasiswa yang ikut demo, merasa aksi tersebut sebagai panggilan untuk membela kepercayaan. ”Saya merasa ini adalah tugas saya untuk membela iman saya,” katanya.

”Saya bangga berdiri dalam solidaritas dengan sesama mahasiswa. Kita tidak bisa membiarkan ini. Sebagai umat Islam, setiap hari kami lima kali salat. Itu sangat berarti bagi kami. Salat adalah pusat kehidupan mahasiswa kami. Ini akan mempengaruhi kesejahteraan kami,” ujarnya.

”Pusat multi iman yang telah ditawarkan tidak memadai untuk 600 pelajar Muslim. Ini adalah ruang untuk 60 orang. Ini akan membahayakan kelompok agama lain yang menggunakannya juga,” katanya lagi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0738 seconds (0.1#10.140)