Presiden Moldova Terkejut dengan Pengusiran Lima Diplomat Rusia
A
A
A
CHISINAU - Presiden Moldova, Igor Dodon mengaku terkejut dengan keputusan Kementerian Luar Negeri Moldova untuk mengusir lima orang diplomat Rusia yang bertugas di Kedutaan Besar Rusia di Chisinau. Dia mengaku sangat marah dengan keputusan itu.
"Saya ingin mengatakan, saya merasa sangat dipermalukan oleh langkah tidak ramah yang diambil oleh dinas diplomatik Moldova, dan saya mengutuknya dengan cara yang paling kuat," kata Dodon.
"Keputusan tersebut adalah tindakan yang keterlaluan terhadap mitra strategis Moldova, yakni Rusia," sambungnya dalam sebuah pernyataan tertulis di laman resmi Facebooknya, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (30/5).
Dia menyalahkan para pejabat tinggi Moldvoba sangat mendukung hubungan yang lebih dekat antara Moldova dan Uni Eropa (UE) atas keputusan tersebut. Menurutnya, ini adalah bentuk protes atas perkembangan hubungan antara Moldova dan Rusia.
"Pendukung hubungan yang lebih dekat dengan UE tampaknya sangat marah dengan keberhasilan yang dapat dicapai Presiden dalam beberapa bulan terakhir, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan provokasi langsung, yang dapat mengakibatkan kemerosotan serius hubungan bilateral dengan Rusia," ungkapnya.
Dodon juga mengatakan, provokasi ini mungkin diatur oleh Barat, yang khawatir mengenai Chisinau dan Moskow akhirnya berhasil mengembangkan dialog yang konstruktif dan efektif.
"Saya ingin mengatakan, saya merasa sangat dipermalukan oleh langkah tidak ramah yang diambil oleh dinas diplomatik Moldova, dan saya mengutuknya dengan cara yang paling kuat," kata Dodon.
"Keputusan tersebut adalah tindakan yang keterlaluan terhadap mitra strategis Moldova, yakni Rusia," sambungnya dalam sebuah pernyataan tertulis di laman resmi Facebooknya, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (30/5).
Dia menyalahkan para pejabat tinggi Moldvoba sangat mendukung hubungan yang lebih dekat antara Moldova dan Uni Eropa (UE) atas keputusan tersebut. Menurutnya, ini adalah bentuk protes atas perkembangan hubungan antara Moldova dan Rusia.
"Pendukung hubungan yang lebih dekat dengan UE tampaknya sangat marah dengan keberhasilan yang dapat dicapai Presiden dalam beberapa bulan terakhir, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan provokasi langsung, yang dapat mengakibatkan kemerosotan serius hubungan bilateral dengan Rusia," ungkapnya.
Dodon juga mengatakan, provokasi ini mungkin diatur oleh Barat, yang khawatir mengenai Chisinau dan Moskow akhirnya berhasil mengembangkan dialog yang konstruktif dan efektif.
(esn)