Duterte Ajak Separatis dan Pemberontak Maois Bergabung Perangi ISIS

Minggu, 28 Mei 2017 - 23:43 WIB
Duterte Ajak Separatis dan Pemberontak Maois Bergabung Perangi ISIS
Duterte Ajak Separatis dan Pemberontak Maois Bergabung Perangi ISIS
A A A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah meminta kepada separatis Muslim dan pemberontak pimpinan Maois untuk bergabung dalam perang pemerintahnya melawan militan yang terkait dengan Islam. Duterte bahkan siap membayar dan memberikan rumah jika mereka bersedia bergabung untuk mengalahkan musuh bersama yaitu kelompok Maute.

Hal itu diungkapkan Duterte kala mengunjungi sebuah pangkalan militer di Pulua Jolo. Di pulau ini, pasukan Filipina tengah memerang kelompok militan Islam lainnya Abu Sayaf.

Duterte mengatakan bahwa ia akan memperlakukan gerilyawan komunis dan separatis sama seperti tentara pemerintah jika mereka bergabung dalam peperangannya.

"Saya akan mempekerjakan Anda sebagai tentara; bayaran yang sama, hak istimewa yang sama, dan saya akan membangun rumah untuk Anda di beberapa daerah," kata Duterte, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/5/2017).

Dia mengajukan penawaran tidak konvensional ke Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF). Dia juga meminta Tentara Rakyat Baru (NPA) komunis untuk meninggalkan perang gerilya yang berlarut-larut dan bekerja dengan pemerintahannya.

MILF dan MNLF telah melancarkan pemberontakan separatis sejak akhir 1960-an dan telah menandatangani kesepakatan damai yang terpisah dengan pemerintah. Namun kesepakatan tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan.

Tawaran Duterte kepada Maois terjadi setelah pemerintahnya membatalkan perundingan damai terakhir dengan sayap politik NPA. Pemerintah Filipina menuduh pemberontak merencanakan lebih banyak serangan.

"Jika ini terus berlanjut, dan Anda ingin bergabung, ambillah kesempatan Anda dengan Republik," kata Duterte.

Tidak ada reaksi langsung dari para pemimpin kelompok atas tawaran Duterte.

Duterte mengatakan bahwa pendiri dan pemimpin MNLF, Nur Misuari, telah mengiriminya sebuah surat yang mengundurkan diri dari pasukannya untuk bergabung dalam pertempuran di Marawi dan bagian lain provinsi Lanao del Sur.

Presiden mengatakan bahwa dia bisa menciptakan sebuah divisi tentara baru untuk mengakomodasi pemberontak Muslim dan Maois, yang menurutnya memiliki pengalaman dan penguasaan medan tempur.

Militer menggunakan helikopter serang, artileri dan pasukan darat pada hari Minggu untuk mencoba merebut kembali Kota Marawi di pulau Mindanao, di mana gerilyawan Maute melakukan perlawanan berat.

Militan Maute telah berjanji setia kepada Negara Islam dan telah memerangi tentara pemerintah sejak mengepung kota selatan enam hari yang lalu.

Enam puluh satu pemberontak, 15 pasukan keamanan dan sembilan warga sipil tewas dalam kekerasan tersebut, sementara puluhan ribu orang mengungsi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5830 seconds (0.1#10.140)