AS Desak NATO Gabung Koalisi Anti ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO harus secara formal menjadi anggota koalisi anti ISIS. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.
AS mengumumkan pembentukan koalisi internasional yang luas untuk memerangi ISIS pada tanggal 10 September 2014, menurut Departemen Luar Negeri AS. Koalisi pimpinan AS yang mencakup 68 negara, termasuk negara anggota NATO, seperti Belgia, Prancis dan Inggris antara lain, telah berperang melawan posisi ISIS di Irak dan Suriah. Namun, secara lembaga, NATO tidak menyatakan tergabung dalam koalisi tersebut.
"NATO bergabung dengan koalisi ISIS , kami pikir itu akan menjadi langkah yang sangat penting untuk mereka ambil," kata Tillerson seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (24/5/2017).
"Mereka telah menjadi pengamat. Tapi mereka telah menjadi lebih dan lebih terlibat dalam perjuangan yang sebenarnya untuk mengalahkan ISIS. Saya rasa Sekretaris Stoltenberg merasa itu akan menjadi langkah penting bagi mereka untuk mengambilnya," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperkirakan bahwa anggota NATO akan setuju untuk memperluas dukungan terhadap koalisi kontrateror pimpinan AS pada pertemuan puncak mendatang, yang berkontribusi pada pengelolaan wilayah udara.
Menurut Stoltenberg, beberapa negara anggota NATO mengharapkan keanggotaan potensial aliansi militer dalam koalisi karena langkah ini bisa menjadi sinyal tentang perjuangan bersama melawan terorisme. Selain itu, hal ini akan berkontribusi pada kerja sama antara negara anggota NATO dan negara-negara non-NATO dalam perang melawan teroris.
AS mengumumkan pembentukan koalisi internasional yang luas untuk memerangi ISIS pada tanggal 10 September 2014, menurut Departemen Luar Negeri AS. Koalisi pimpinan AS yang mencakup 68 negara, termasuk negara anggota NATO, seperti Belgia, Prancis dan Inggris antara lain, telah berperang melawan posisi ISIS di Irak dan Suriah. Namun, secara lembaga, NATO tidak menyatakan tergabung dalam koalisi tersebut.
"NATO bergabung dengan koalisi ISIS , kami pikir itu akan menjadi langkah yang sangat penting untuk mereka ambil," kata Tillerson seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (24/5/2017).
"Mereka telah menjadi pengamat. Tapi mereka telah menjadi lebih dan lebih terlibat dalam perjuangan yang sebenarnya untuk mengalahkan ISIS. Saya rasa Sekretaris Stoltenberg merasa itu akan menjadi langkah penting bagi mereka untuk mengambilnya," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperkirakan bahwa anggota NATO akan setuju untuk memperluas dukungan terhadap koalisi kontrateror pimpinan AS pada pertemuan puncak mendatang, yang berkontribusi pada pengelolaan wilayah udara.
Menurut Stoltenberg, beberapa negara anggota NATO mengharapkan keanggotaan potensial aliansi militer dalam koalisi karena langkah ini bisa menjadi sinyal tentang perjuangan bersama melawan terorisme. Selain itu, hal ini akan berkontribusi pada kerja sama antara negara anggota NATO dan negara-negara non-NATO dalam perang melawan teroris.
(ian)