China Habisi Informan CIA dari Tahun 2010 Sampai 2012
A
A
A
WASHINGTON - Media Amerika Serikat (AS), New York Times, menurunkan laporan China telah membunuh atau memenjarakan 18 sampai 20 informan CIA. Aksi itu dilakukan Negeri Tirai Bambu sejak tahun 2010 sampai 2012.
"China membunuh setidaknya selusin orang yang memberikan informasi kepada CIA dari tahun 2010 sampai 2012, membongkar jaringan yang dibuat bertahun-tahun dalam pembuatannya," tulis surat kabar tersebut seperti dikutip dari Reuters, Minggu (21/5/2017).
Tiga pejabat mengatakan kepada Times, satu orang ditembak dan tewas di depan sebuah gedung pemerintahan di China. Ini dirancang sebagai pesan kepada orang lain akibat bekerja sama dengan Washington.
"Kesalahan tersebut dianggap sangat merusak, dengan jumlah aset yang hilang menandingi mereka yang berada di Uni Soviet dan Rusia yang tewas setelah informasi dikirimkan ke Moskow oleh mata-mata Aldrich Ames dan Robert Hanssen," kata laporan tersebut. Ames aktif sebagai mata-mata pada tahun 1980an dan Hanssen dari tahun 1979 sampai 2001.
Empat mantan pejabat mengatakan bahwa kegiatan spionase di China mulai muncul pada tahun 2010. Ketika itu agen mata-mata AS mendapatkan informasi berkualitas tinggi tentang pemerintah China dari sumber-sumber yang jauh di dalam birokrasi. Sumber-sumber ini termasuk orang-orang China yang lengser oleh korupsi pemerintah Beijing.
"Informasi tersebut mulai mengering pada akhir tahun dan sumber mulai menghilang pada awal tahun 2011," kata laporan tersebut.
Karena semakin banyak sumber yang terbunuh, FBI dan CIA mulai melakukan penyelidikan bersama mengenai pelanggaran tersebut. Kedua badan itu memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan setiap pegawai Kedutaan Besar AS di sana.
Investigasi tersebut pada akhirnya berpusat pada seorang mantan agen CIA yang bekerja di sebuah divisi yang mengawasi China, kata surat kabar tersebut, namun tidak ada cukup bukti untuk menangkapnya.
Beberapa penyidik percaya bahwa orang-orang China telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA.
"Yang lainnya berpikir bahwa pelanggaran tersebut merupakan hasil dari pekerjaan ceroboh mata-mata termasuk melakukan perjalanan dengan rute yang sama ke titik pertemuan yang sama atau bertemu sumber di restoran tempat orang China menanam perangkat pendengar," kata surat kabar tersebut.
Pada tahun 2013, intelijen AS menyimpulkan bahwa kemampuan China untuk mengidentifikasi agennya telah dibatasi, kata surat kabar tersebut, dan CIA telah berusaha membangun kembali jaringan mata-mata di sana.
CIA menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan Times itu.
"China membunuh setidaknya selusin orang yang memberikan informasi kepada CIA dari tahun 2010 sampai 2012, membongkar jaringan yang dibuat bertahun-tahun dalam pembuatannya," tulis surat kabar tersebut seperti dikutip dari Reuters, Minggu (21/5/2017).
Tiga pejabat mengatakan kepada Times, satu orang ditembak dan tewas di depan sebuah gedung pemerintahan di China. Ini dirancang sebagai pesan kepada orang lain akibat bekerja sama dengan Washington.
"Kesalahan tersebut dianggap sangat merusak, dengan jumlah aset yang hilang menandingi mereka yang berada di Uni Soviet dan Rusia yang tewas setelah informasi dikirimkan ke Moskow oleh mata-mata Aldrich Ames dan Robert Hanssen," kata laporan tersebut. Ames aktif sebagai mata-mata pada tahun 1980an dan Hanssen dari tahun 1979 sampai 2001.
Empat mantan pejabat mengatakan bahwa kegiatan spionase di China mulai muncul pada tahun 2010. Ketika itu agen mata-mata AS mendapatkan informasi berkualitas tinggi tentang pemerintah China dari sumber-sumber yang jauh di dalam birokrasi. Sumber-sumber ini termasuk orang-orang China yang lengser oleh korupsi pemerintah Beijing.
"Informasi tersebut mulai mengering pada akhir tahun dan sumber mulai menghilang pada awal tahun 2011," kata laporan tersebut.
Karena semakin banyak sumber yang terbunuh, FBI dan CIA mulai melakukan penyelidikan bersama mengenai pelanggaran tersebut. Kedua badan itu memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan setiap pegawai Kedutaan Besar AS di sana.
Investigasi tersebut pada akhirnya berpusat pada seorang mantan agen CIA yang bekerja di sebuah divisi yang mengawasi China, kata surat kabar tersebut, namun tidak ada cukup bukti untuk menangkapnya.
Beberapa penyidik percaya bahwa orang-orang China telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA.
"Yang lainnya berpikir bahwa pelanggaran tersebut merupakan hasil dari pekerjaan ceroboh mata-mata termasuk melakukan perjalanan dengan rute yang sama ke titik pertemuan yang sama atau bertemu sumber di restoran tempat orang China menanam perangkat pendengar," kata surat kabar tersebut.
Pada tahun 2013, intelijen AS menyimpulkan bahwa kemampuan China untuk mengidentifikasi agennya telah dibatasi, kata surat kabar tersebut, dan CIA telah berusaha membangun kembali jaringan mata-mata di sana.
CIA menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan Times itu.
(ian)