Pendiri WikiLeaks: Saya Tak Memaafkan, Perang Dimulai....

Sabtu, 20 Mei 2017 - 01:52 WIB
Pendiri WikiLeaks: Saya...
Pendiri WikiLeaks: Saya Tak Memaafkan, Perang Dimulai....
A A A
LONDON - Pendiri kelompok antikerahasiaan WikiLeaks, Julian Assange, menolak memaafkan dan menolak lupa atas perlakuan otoritas Swedia, meskipun penyelidikan kasus pemerkosaan yang dituduhkan terhadapnya dihentikan. Assange berujar bahwa perang telah dimulai.

Kasus itu membuat Assange, 45, berlindung di Kedutaan Besar Ekuador di London sejak tahun 2012. Dia bersembunyi di bawah suaka yang diberikan pemerintah Ekuador untuk menghindari ekstradisi ke Swedia.

”Ditahan selama 7 tahun tanpa dakwaan sementara anak-anak saya tumbuh dan nama saya dicemarkan. Saya tidak memaafkan atau melupakan,” tulis Assange via akun Twitter-nya, @JulianAssange, yang dikutip Sabtu (20/5/2017). Pernyataan ini mengacu pada lamanya dia bersembunyi di Kedutaan Ekuador layaknya tahanan.

Baca Juga: Swedia Stop Kasus Pemerkosaan Pendiri WikiLeaks Julian Assange

Dalam kasus itu, Assange dituduh melakukan pemerkosaan terhadap dua wanita di Swedia. Dia membantah tuduhan itu dan meyakini, kasus itu dibuat untuk agar Swedia bisa mengekstradisi dirinya ke Amerika Serikat (AS) yang telah lama mengincarnya terkait bocornya dokumen rahasia militer dan diplomatik Washington.

Kejaksaan Swedia mengumumkan penghentian penyelidikan kasus yang dituduhkan terhadap Assange, pada hari Jumat. Meski demikian, kepolisian Inggris masih ingin menangkapnya jika dia keluar dari Kedutaan Ekuador di London. Polisi berdalih, penangkapan itu untuk menjalankan surat perintah pengadilan tahun 2012.

Tak lama setelah pengumuman dari Kejaksaan Swedia muncul, Assange berbicara dari balkon gedung Kedutaan Ekuador. ”Perang yang sesungguhnya baru saja dimulai,” katanya. Perang yang dimaksud adalah perang melawan masalah hukum yang membuatnya teraniaya selama beberapa tahun.

Assange siap menggugat balik otoritas Swedia terkait kasus yang dia anggap hanya rekayasa. Assange melalui pengacaranya juga akan menghubungi pejabat pemerintah Inggris untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan status dirinya.

Per E. Samuelson, pengacara Assange di Swedia, mengatakan kepada The Associated Press bahwa pengumuman dari Kejaksaan Swedia sebagai ”hari kemenangan". Menurutnya, Assange sangat tidak bahagia dengan penyelidikan yang panjang, yang menurutnya merugikan kliennya. ”Selama lima, enam tahun dalam hidupnya,” ujarnya.

Assange juga mengatakan bahwa dia akan senang untuk mendiskusikan kasus pembocoran dokumen rahasia AS dengan pemerintah Presiden Donald Trump, meskipun Jaksa Agung Jeff Sessions menegaskan bahwa menangkap Assange adalah prioritas.
(mas)
Berita Terkait
Ilmuwan Ingatkan AS...
Ilmuwan Ingatkan AS Tidak Ikuti Langkah Swedia Kejar Kekebalan Kawanan
Houthi Murka Usai Amerika...
Houthi Murka Usai Amerika Serikat dan Inggris Bombardir Yaman
Lima Mata akan Buta...
Lima Mata akan Buta Tanpa Dukungan Amerika Serikat
Akibat Percampuran Budaya,...
Akibat Percampuran Budaya, Bahasa Baru Hadir di Amerika Serikat
Mantan PM Swedia Sebut...
Mantan PM Swedia Sebut Trump Ancaman bagi Demokrasi AS
Senat AS Restui Swedia...
Senat AS Restui Swedia dan Finlandia Jadi Anggota NATO
Berita Terkini
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
4 jam yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
7 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
8 jam yang lalu
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
9 jam yang lalu
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
10 jam yang lalu
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
10 jam yang lalu
Infografis
Akhiri Perang Ukraina,...
Akhiri Perang Ukraina, Trump Akan Akui Crimea Milik Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved