Selain Korut, Ini Negara-negara Pemilik Senjata Nuklir
A
A
A
JAKARTA - Korea Utara (Korut) bukanlah satu-satunya negara yang memiliki dan mengembangkan senjata nuklir. Total setidaknya ada sembilan negara yang masih mengembangkan senjata pemusnah massal tersebut.
Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri Indonesia, Mayerfas, negara-negara pemilik senjata nuklir adalah Amerika Serikat (AS), Korut, Rusia, India, Pakistan, China, Inggris, Prancis, dan Israel. Total kesembilan negara tersebut memiliki lebih dari 15 ribu hulu ledak nuklir.
"AS dan Rusia saat ini menjadi pemilik terbesar hulu ledak nuklir," kata Mayerfas saat membuka forum kajian kebijakan luar negeri dengan tema Nuklir: Ancaman dan Manfaat di Jakarta pada Rabu (17/5/2017).
"Jumlah saat ini memang jauh lebih sedikit daripada Perang Dingin lalu. Tahun 1986 adalah puncak dari kepemilikan nuklir, dimana terdapat lebih dari 60 ribu hulu ledak nuklir. Sejak saat itu terus mengalami penurunan," ucapnya.
Dia mengatakan, sampai saat ini hanya tiga negara yang masih menambah jumlah hulu ledak nuklir mereka. Ketiga negara tersebut adalah China, India, dan Pakistan.
Meski jumlah hulu ledak nuklir terus berkurang, Mayerfas menyebut ancaman senjata nuklir saat ini tetap tinggi. Alasannya, teknologi senjata nuklir saat ini jauh lebih maju dibandingkan saat perang dingin lalu.
Mayerfas menyebut, negara-negara pemiliki senjata nuklir, khususnya lima negara kekuatan dunia terus menerus mengembangkan teknologi senjata nuklir, termasuk di dalamnya pengembangan sistem peluncuran baik melalui darat, udara, atau laut.
"AS bahkan telah menyediakan dana sebesar USD 1 miliar untuk pengembangan senjata nuklir di berbagai platform, baik darat, udara, ataupun laut," tukasnya
Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri Indonesia, Mayerfas, negara-negara pemilik senjata nuklir adalah Amerika Serikat (AS), Korut, Rusia, India, Pakistan, China, Inggris, Prancis, dan Israel. Total kesembilan negara tersebut memiliki lebih dari 15 ribu hulu ledak nuklir.
"AS dan Rusia saat ini menjadi pemilik terbesar hulu ledak nuklir," kata Mayerfas saat membuka forum kajian kebijakan luar negeri dengan tema Nuklir: Ancaman dan Manfaat di Jakarta pada Rabu (17/5/2017).
"Jumlah saat ini memang jauh lebih sedikit daripada Perang Dingin lalu. Tahun 1986 adalah puncak dari kepemilikan nuklir, dimana terdapat lebih dari 60 ribu hulu ledak nuklir. Sejak saat itu terus mengalami penurunan," ucapnya.
Dia mengatakan, sampai saat ini hanya tiga negara yang masih menambah jumlah hulu ledak nuklir mereka. Ketiga negara tersebut adalah China, India, dan Pakistan.
Meski jumlah hulu ledak nuklir terus berkurang, Mayerfas menyebut ancaman senjata nuklir saat ini tetap tinggi. Alasannya, teknologi senjata nuklir saat ini jauh lebih maju dibandingkan saat perang dingin lalu.
Mayerfas menyebut, negara-negara pemiliki senjata nuklir, khususnya lima negara kekuatan dunia terus menerus mengembangkan teknologi senjata nuklir, termasuk di dalamnya pengembangan sistem peluncuran baik melalui darat, udara, atau laut.
"AS bahkan telah menyediakan dana sebesar USD 1 miliar untuk pengembangan senjata nuklir di berbagai platform, baik darat, udara, ataupun laut," tukasnya
(ian)