Rusia Terbangkan Pesawat Mata-mata di Langit AS
A
A
A
MOSKOW - Rusia menerbangkan pesawat mata-mata Tu-154M LK-1 di langit atau wilayah udara Amerika Serikat mulai hari ini (15/5/2017) hingga 20 Mei mendatang. Pesawat itu menjalankan misi observasi di bawah perjanjian Open Skies yang diteken 34 negara, termasuk Rusia dan negara-negara NATO.
Operasi pesawat Rusia ini disampaikan Kepala Pusat Pengurang Risiko Nuklir Nasional Rusia Sergei Ryzhkov.
”Penerbangan pengintaian dengan jangkauan maksimum hingga 4.250 kilometer (2.640 mil) akan berlangsung dalam periode antara 15 hingga 20 Mei dari lapangan terbang Open Skies Travis (California),” kata Ryzhkov, seperti dilansir Sputnik.
Penerbangan pesawat Tu-154M LK-1 Rusia akan mengikuti rute yang disepakati. Ahli AS juga akan berada di pesawat untuk memastikan bahwa pesawat dan peralatan survei yang digunakan sesuai dengan perjanjian tersebut.
Menurut Ryzhkov, misi ini akan menjadi penerbangan observasi Rusia ke-14 di bawah perjanjian Open Skies pada 2017.
Perjanjian Open Skies ditandatangani pada bulan Maret 1992 dan menjadi salah satu langkah untuk membangun kepercayaan utama di Eropa setelah Perang Dingin.
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2002. Saat ini, ada 34 negara yang ikut dalam perjanjian tesebut, termasuk Rusia dan sebagian besar anggota NATO seperti AS.
Operasi pesawat Rusia ini disampaikan Kepala Pusat Pengurang Risiko Nuklir Nasional Rusia Sergei Ryzhkov.
”Penerbangan pengintaian dengan jangkauan maksimum hingga 4.250 kilometer (2.640 mil) akan berlangsung dalam periode antara 15 hingga 20 Mei dari lapangan terbang Open Skies Travis (California),” kata Ryzhkov, seperti dilansir Sputnik.
Penerbangan pesawat Tu-154M LK-1 Rusia akan mengikuti rute yang disepakati. Ahli AS juga akan berada di pesawat untuk memastikan bahwa pesawat dan peralatan survei yang digunakan sesuai dengan perjanjian tersebut.
Menurut Ryzhkov, misi ini akan menjadi penerbangan observasi Rusia ke-14 di bawah perjanjian Open Skies pada 2017.
Perjanjian Open Skies ditandatangani pada bulan Maret 1992 dan menjadi salah satu langkah untuk membangun kepercayaan utama di Eropa setelah Perang Dingin.
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2002. Saat ini, ada 34 negara yang ikut dalam perjanjian tesebut, termasuk Rusia dan sebagian besar anggota NATO seperti AS.
(mas)