Uji Coba Rudal Korut Picu Ketakutan Baru di Pasifik

Minggu, 14 Mei 2017 - 22:40 WIB
Uji Coba Rudal Korut...
Uji Coba Rudal Korut Picu Ketakutan Baru di Pasifik
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba rudal balistik baru yang provokatif hari ini, Minggu (14/5/2017). Menurut pada pejabat, Korut meluncurkan rudal lebih tinggi dan lebih dekat ke Rusia daripada tes terakhirnya.

Sebuah rudal yang diluncurkan di dekat kota Kusong, di sebelah barat Korut, terbang melintasi negara tersebut dan masuk ke Laut Jepang atau Laut Timur. Rudal itu jatuh menghantam air sekitar 60 mil dari Vladivostok di Rusia timur, menurut pejabat AS.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan rudal tersebut mencapai ketinggian 2.000 kilometer dan terbang selama 30 menit. "Ini mungkin jenis rudal baru," kata Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada seperti dikutip dari CNN.

Menurut co-director Union of Concerned Scientists, David Wright, ketinggian yang lebih tinggi dan waktu penerbangan yang lebih lama menunjukkan rudal jarak jauh. Dalam tulisan di situs lembagannya, Wright menunjukkan bahwa jika rudal itu mencapai ketinggian dan terbang selama itu, ia bisa mencapai wilayah Guam di Pasifik Amerika Serikat (AS).

Guam adalah rumah bagi Pangkalan Angkatan Udara Andersen, dimana Angkatan Udara AS menempatkan pesawat pembom berat termasuk B-1, B-2 dan B-52.

Sementara Rusia menanggapi uji coba Korut dengan meletakkan pertahanan udara jauh di wilayahnya dengan siaga tinggi, menurut sebuah laporan dari kantor berita RIA-Novosti.

"Kita tidak bisa gagal untuk memahami bahwa wilayah Rusia bukan hanya sebuah objek untuk serangan tapi juga tempat di mana sebuah rudal bisa jatuh," kata Kepala Komite Federasi Dewan Peratahanan Keamanan Rusia, Viktor Ozerov.

"Untuk melindungi diri kita dari kemungkinan insiden, kita akan menjaga sistem pertahanan udara kita di Timur Jauh dalam keadaan kesiapan tempur tinggi," imbuhnya.

Tes hari Minggu adalah yang pertama dilakukan Korut sejak Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mulai menjabat pekan lalu. Jae-in telah menganjurkan dialog dengan Korut untuk melakukan denuklirisasi.

"Jae-in mengatakan tes rudal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menyebutnya sebagai tantangan berat bagi perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea dan dunia," kata juru bicara kepresidenan Yoon Young-chan.

Korsel perlu menunjukkan kepada Korut bahwa meskipun perundingan dimungkinkan, hanya akan mungkin jika Korut mengubah sikapnya, Presiden mengatakan kepada stafnya. Dia juga mengatakan jika Korsel akan menanggapi setiap aksi provokasi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4339 seconds (0.1#10.140)