ISIS Serahkan Bendungan Tabqa sebagai Ganti Nyawa Anggotanya
A
A
A
DAMASKUS - Pasukan pejuang Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) tengah menuju basis ISIS yang tersisa setelah merebut bendungan Tabqa yang strategis. Namun, sejumlah pertanyaan terus berlanjut mengenai sebuah kesepakatan dengan kelompok teroris itu dengan imbalan penarikan mundur.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) bersukacita atas keberhasilan mereka merebut bendungan Tabqa, sebuah kota dan lapangan terbang dengan sedikit kerugian. Itu merupakan hasil setelah berbulan-bulan melakukan pertempuran berdarah untuk mengisolasi kota Raqqa.
Komando Pusat AS memuji pembebasan kawasan tersebut, namun mengakui bahwa sekutunya mengadakan perundingan dengan militan ISIS untuk memaksa mereka menyerah.
"Ini merupakan kemenangan lain oleh Koalisi Arab Suriah yang didukung oleh AS dan SDF, mitra kekuatan darat kami yang paling berkomitmen dan mampu dalam memerangi ISIS yang tetap bekerja keras menghapus ISIS dari medan perang, membebaskan rakyat dan tanah mereka sendiri," kata juru bicara pusat komando AS Kolonel John Dorrian seperti dikutip dari Independent, Sabtu (13/5/2017).
Ia mengatakan bahwa sekitar 70 anggota ISIS mengakui persyaratan yang tidak ditentukan yang ditetapkan oleh SDF, termasuk pembongkaran IED (bom rakitan) dan sejumlah jebakan, penyerahan persenjataan berat dan memaksa penarikan pejuang yang tersisa dari kota Tabqa.
"SDF menerima penyerahan ISIS atas kota untuk melindungi warga sipil yang tidak berdosa dan untuk melindungi infrastruktur bendungan Tabqah yang diperkirakan ratusan ribu orang Suriah mengandalkan air, pertanian, dan listrik," sebuah pernyataan dari Komando Pusat AS mengatakan.
Para komandan tidak akan mengkonfirmasi apa yang ditawarkan kepada ISIS dalam pertukaran tersebut, namun mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS melacak para jihadis yang melarikan diri dan menargetkan mereka yang dapat dipukul tanpa korban sipil.
Bendungan Tabqa terletak di sungai Efrat hanya beberapa mil dari kota Raqqa. Menguasi bendungan tersebut memberikan garis pertahanan dan saluran utama untuk bala bantuan bagi ISIS, yang sekarang telah terputus.
Pentagon mengatakan bahwa ISIS telah menggunakan bendungan tersebut sebagai pusat koordinasi kunci setelah kerugian teritorial di Suriah utara. Kelompok tersebut memindahkan pejuang asing dan serangannya keluar Tabqa dalam upaya untuk mengalihkan serangan udara.
"Operasi untuk merebut Bendungan Tabqa, lapangan terbang dan kota mengganggu operasi ISIS di Raqqa dan kemampuan mereka untuk mempertahankan kota dan merencanakan dan melakukan serangan di luar terhadap Barat," juru bicara menambahkan.
"Dengan perebutannya, koalisi tersebut telah mencegah bencana kemanusiaan yang potensial dan memastikan warga setempat akan terus menerima layanan dasar bendungan tersebut," terangnya.
Bendungan itu memiliki pembangkit listrik tenaga air dan waduk terbesar Suriah, Danau Assad, yang mengairi tanah di kedua sisi sungai, menyediakan air minum untuk kota Aleppo dan mendukung industri perikanannya sendiri.
ISIS mengklaim bahwa kerusakan akibat serangan udara AS telah menyebabkan kenaikan tingkat air dan membuatnya pada risiko keruntuhan yang terjadi pada bulan Maret, meskipun SDF menolak pernyataan propaganda saat warga sipil mulai melarikan diri.
Aliansi militer tersebut mengatakan bahwa "menjaga keselamatan dan integritas bendungan mereka" menjadi prioritas utama sekaligus mencegah korban sipil. Sementara mereka mengklaim sejumlah besar gerilyawan ISIS telah menyerahkan diri kepada pejuangnya atau ditemukan bersembunyi di antara warga sipil.
Rekaman yang disiarkan oleh SDF pada hari Jumat menunjukkan pejuang melakukan pembersihan bendungan yang telah kosong untuk melemparkan bendera hitam ISIS ke tanah, menggantinya dengan spanduk besar yang memuat logo Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan pejuang perempuannya, YPJ.
SDF mendesak warga sipil setempat untuk bergabung dengan pasukannya saat pertempuran berlanjut, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan menyerahkan Tabqa ke dewan sipil setelah mengamankan wilayah tersebut dan membersihkan tambang.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) bersukacita atas keberhasilan mereka merebut bendungan Tabqa, sebuah kota dan lapangan terbang dengan sedikit kerugian. Itu merupakan hasil setelah berbulan-bulan melakukan pertempuran berdarah untuk mengisolasi kota Raqqa.
Komando Pusat AS memuji pembebasan kawasan tersebut, namun mengakui bahwa sekutunya mengadakan perundingan dengan militan ISIS untuk memaksa mereka menyerah.
"Ini merupakan kemenangan lain oleh Koalisi Arab Suriah yang didukung oleh AS dan SDF, mitra kekuatan darat kami yang paling berkomitmen dan mampu dalam memerangi ISIS yang tetap bekerja keras menghapus ISIS dari medan perang, membebaskan rakyat dan tanah mereka sendiri," kata juru bicara pusat komando AS Kolonel John Dorrian seperti dikutip dari Independent, Sabtu (13/5/2017).
Ia mengatakan bahwa sekitar 70 anggota ISIS mengakui persyaratan yang tidak ditentukan yang ditetapkan oleh SDF, termasuk pembongkaran IED (bom rakitan) dan sejumlah jebakan, penyerahan persenjataan berat dan memaksa penarikan pejuang yang tersisa dari kota Tabqa.
"SDF menerima penyerahan ISIS atas kota untuk melindungi warga sipil yang tidak berdosa dan untuk melindungi infrastruktur bendungan Tabqah yang diperkirakan ratusan ribu orang Suriah mengandalkan air, pertanian, dan listrik," sebuah pernyataan dari Komando Pusat AS mengatakan.
Para komandan tidak akan mengkonfirmasi apa yang ditawarkan kepada ISIS dalam pertukaran tersebut, namun mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS melacak para jihadis yang melarikan diri dan menargetkan mereka yang dapat dipukul tanpa korban sipil.
Bendungan Tabqa terletak di sungai Efrat hanya beberapa mil dari kota Raqqa. Menguasi bendungan tersebut memberikan garis pertahanan dan saluran utama untuk bala bantuan bagi ISIS, yang sekarang telah terputus.
Pentagon mengatakan bahwa ISIS telah menggunakan bendungan tersebut sebagai pusat koordinasi kunci setelah kerugian teritorial di Suriah utara. Kelompok tersebut memindahkan pejuang asing dan serangannya keluar Tabqa dalam upaya untuk mengalihkan serangan udara.
"Operasi untuk merebut Bendungan Tabqa, lapangan terbang dan kota mengganggu operasi ISIS di Raqqa dan kemampuan mereka untuk mempertahankan kota dan merencanakan dan melakukan serangan di luar terhadap Barat," juru bicara menambahkan.
"Dengan perebutannya, koalisi tersebut telah mencegah bencana kemanusiaan yang potensial dan memastikan warga setempat akan terus menerima layanan dasar bendungan tersebut," terangnya.
Bendungan itu memiliki pembangkit listrik tenaga air dan waduk terbesar Suriah, Danau Assad, yang mengairi tanah di kedua sisi sungai, menyediakan air minum untuk kota Aleppo dan mendukung industri perikanannya sendiri.
ISIS mengklaim bahwa kerusakan akibat serangan udara AS telah menyebabkan kenaikan tingkat air dan membuatnya pada risiko keruntuhan yang terjadi pada bulan Maret, meskipun SDF menolak pernyataan propaganda saat warga sipil mulai melarikan diri.
Aliansi militer tersebut mengatakan bahwa "menjaga keselamatan dan integritas bendungan mereka" menjadi prioritas utama sekaligus mencegah korban sipil. Sementara mereka mengklaim sejumlah besar gerilyawan ISIS telah menyerahkan diri kepada pejuangnya atau ditemukan bersembunyi di antara warga sipil.
Rekaman yang disiarkan oleh SDF pada hari Jumat menunjukkan pejuang melakukan pembersihan bendungan yang telah kosong untuk melemparkan bendera hitam ISIS ke tanah, menggantinya dengan spanduk besar yang memuat logo Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan pejuang perempuannya, YPJ.
SDF mendesak warga sipil setempat untuk bergabung dengan pasukannya saat pertempuran berlanjut, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan menyerahkan Tabqa ke dewan sipil setelah mengamankan wilayah tersebut dan membersihkan tambang.
(ian)