Ayah dan Anak yang Diculik ISIS Ditemukan Terpenggal
A
A
A
KAIRO - Nasib seorang ayah dan dua anak laki-lakinya yang diculik oleh ISIS beberapa waktu lalu berakhir tragis. Ketiganya ditemukan dalam kondisi terpenggal. Jasad ketiganya ditemukan di jalan sebelah utara Sinai.
Ketiga mayat yang ditemukan di kota Rafah lantas di bawa ke rumah sakit dimana mereka diidentifikasi dan dipersiapkan untuk dimakamkan seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Minggu (7/5/2017).
Pekan lalu, militan ISIS membunuh ibu dari dua anak itu saat mereka menggerebek rumah keluarga tersebut di desa Yamit, sebelah barat Rafah. ISIS lantas menculik ketiganya yang diduga sebagai kolaborator.
ISIS adalah ujung tombak pemberontakan di Sinai utara. Di wilayah itu baru-baru ini terjadi lonjakan dalam penculikan dan pembunuhan brutal terhadap informan yang dicurigai dengan tujuan untuk menghalangi calon kolaborator.
Militan Islam telah memerangi pasukan keamanan di Sinai utara selama bertahun-tahun, namun pemberontakan telah semakin memburuk dan berkembang sejak presiden Mohammed Morsi dilengserkan dari kursinya.
Militan baru-baru ini menargetkan orang-orang Kristen minoritas Mesir. Hal ini memaksa ratusan dari mereka meninggalkan rumah di Sinai utara setelah terjadi beberapa pembunuhan.
ISIS telah menargetkan tiga gereja sejak Desember - satu di Kairo dan dua utara ibukota Mesir - dengan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 45 orang.
Seorang pemimpin ISIS Mesir minggu ini berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap orang Kristen. Ia mendesak umat Islam untuk menghindari pertemuan yang dihadiri umat Kristen dan kedutaan-kedutaan Barat karena mereka adalah sasaran kelompok militan itu.
"Menargetkan gereja adalah bagian dari perang kita terhadap orang-orang kafir," kata pemimpin yang tidak dikenal itu dalam buletin al-Nabaa kelompok tersebut pada hari Kamis.
Baca Juga: Pemimpin ISIS Mesir Tebar Ancaman
Ketiga mayat yang ditemukan di kota Rafah lantas di bawa ke rumah sakit dimana mereka diidentifikasi dan dipersiapkan untuk dimakamkan seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Minggu (7/5/2017).
Pekan lalu, militan ISIS membunuh ibu dari dua anak itu saat mereka menggerebek rumah keluarga tersebut di desa Yamit, sebelah barat Rafah. ISIS lantas menculik ketiganya yang diduga sebagai kolaborator.
ISIS adalah ujung tombak pemberontakan di Sinai utara. Di wilayah itu baru-baru ini terjadi lonjakan dalam penculikan dan pembunuhan brutal terhadap informan yang dicurigai dengan tujuan untuk menghalangi calon kolaborator.
Militan Islam telah memerangi pasukan keamanan di Sinai utara selama bertahun-tahun, namun pemberontakan telah semakin memburuk dan berkembang sejak presiden Mohammed Morsi dilengserkan dari kursinya.
Militan baru-baru ini menargetkan orang-orang Kristen minoritas Mesir. Hal ini memaksa ratusan dari mereka meninggalkan rumah di Sinai utara setelah terjadi beberapa pembunuhan.
ISIS telah menargetkan tiga gereja sejak Desember - satu di Kairo dan dua utara ibukota Mesir - dengan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 45 orang.
Seorang pemimpin ISIS Mesir minggu ini berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap orang Kristen. Ia mendesak umat Islam untuk menghindari pertemuan yang dihadiri umat Kristen dan kedutaan-kedutaan Barat karena mereka adalah sasaran kelompok militan itu.
"Menargetkan gereja adalah bagian dari perang kita terhadap orang-orang kafir," kata pemimpin yang tidak dikenal itu dalam buletin al-Nabaa kelompok tersebut pada hari Kamis.
Baca Juga: Pemimpin ISIS Mesir Tebar Ancaman
(ian)