Jepang Krisis Rekrutmen Ninja Meski Gajinya Rp26 Juta Per Bulan
A
A
A
TOKYO - Jepang mengalami krisis rekrutmen ninja yang disebabkan oleh kenaikan permintaan tempat wisata bertema ninja ditambah dengan pembatasan pekerja migran yang lebih ketat. Padahal, gaji ninja yang direkrut cukup besar yakni sekitar USD2.000 atau sekitar Rp26 juta per bulan.
Pada 2016, sebanyak 235 orang mengajukan lamaran menjadi ninja untuk kontrak setahun setelah otoritas pariwisata Prefektur Aichi memasang iklan rekrutmen. Ninja-ninja rekrutmen dipekerjakan untuk Tokugawa Ieyasu dan Hattori Hanzo Ninja Squad yang menyediakan layanan ninja di tempat-tempat wisata.
Namun, pada tahun ini hanya ada 22 pelamar. Jumlah ini yang terendah selama tiga tahun terakhir.
”Saya merasa ada kekurangan ninja,” kata manajer skuad, Takatsugu Aoki, kepada Asahi.
Pada tahun lalu, lebih dari 200 pelamar datang berasal dari sekitar 40 negara. Pelamar yang berhasil lolos seleksi dalam menjalani pelatihan tempur dan akrobatik, termasuk keterampilan senjata, akan dikirim untuk tampil di seluruh wilayah Jepang.
”Dengan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jepang meningkat, ninja bernilai karena konten pariwisata semakin meningkat. Dengan masih banyaknya pilihan pekerjaan, untuk sementara ninja menjadi yang populer,” ujar Aoki.
Namun, pada tahun ini, persyaratan baru bagi pekerja asing untuk menjadi penutur bahasa Jepang yang hebat telah secara radikal membatasi jumlah pelamar. Padahal, permintaan dari industri pariwisata Jepang terus meningkat.
”Pasar ninja domestik benar-benar berkembang,” kata Kunihiro Tateishi, Sekretaris Jenderal Dewan Ninja Jepang, sebuah organisasi yang selaras dengan pemerintah, yang dikutip Sabtu (6/5/2017).
Pada 2016, sebanyak 235 orang mengajukan lamaran menjadi ninja untuk kontrak setahun setelah otoritas pariwisata Prefektur Aichi memasang iklan rekrutmen. Ninja-ninja rekrutmen dipekerjakan untuk Tokugawa Ieyasu dan Hattori Hanzo Ninja Squad yang menyediakan layanan ninja di tempat-tempat wisata.
Namun, pada tahun ini hanya ada 22 pelamar. Jumlah ini yang terendah selama tiga tahun terakhir.
”Saya merasa ada kekurangan ninja,” kata manajer skuad, Takatsugu Aoki, kepada Asahi.
Pada tahun lalu, lebih dari 200 pelamar datang berasal dari sekitar 40 negara. Pelamar yang berhasil lolos seleksi dalam menjalani pelatihan tempur dan akrobatik, termasuk keterampilan senjata, akan dikirim untuk tampil di seluruh wilayah Jepang.
”Dengan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jepang meningkat, ninja bernilai karena konten pariwisata semakin meningkat. Dengan masih banyaknya pilihan pekerjaan, untuk sementara ninja menjadi yang populer,” ujar Aoki.
Namun, pada tahun ini, persyaratan baru bagi pekerja asing untuk menjadi penutur bahasa Jepang yang hebat telah secara radikal membatasi jumlah pelamar. Padahal, permintaan dari industri pariwisata Jepang terus meningkat.
”Pasar ninja domestik benar-benar berkembang,” kata Kunihiro Tateishi, Sekretaris Jenderal Dewan Ninja Jepang, sebuah organisasi yang selaras dengan pemerintah, yang dikutip Sabtu (6/5/2017).
(mas)