Butuh Waktu 5 Tahun dan Miliaran Dolar untuk Rekonstruksi Mosul
A
A
A
BAGHDAD - Setidaknya membutuhkan waktu lima tahun dan dana miliaran dolar untuk membangun kembali kota Mosul yang hancur akibat perang. Hal itu dikatakan oleh sejumlah pejabat yang kembali ke kota yang dilanda perang itu.
Bandara, stasiun kereta api dan universitas hancur. Jembatan dan jalan-jalan juga rusak akibat pertempuran panjang untuk mengusir gerilyawan ISIS dari basis utama mereka di Irak.
Pasukan pemerintah Irak yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) kini telah merebut kembali bagian timur kota. Mereka pun membiarkan dewan daerah kembali untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun untuk mensurvei kerusakan tersebut.
"Setelah Mosul dibebaskan sepenuhnya, kami memerlukan sebuah rencana kerja untuk memulihkan keadaan seperti sebelum 2014 ketika ISIS mengambil alih," kata Noureldin Qablan, wakil ketua dewan yang meliput provinsi Nineveh di sekitarnya, seperti disitat dari Al Arabiya, Kamis (4/5/2017).
Dia kembali bekerja di kantornya di jantung kota Mosul, ibu kota provinsi, sebuah bangunan yang tidak biasa, terlepas dari benteng betonnya yang baru dan tim penjaga bersenjata yang mengelilinginya.
Sebuah pistol tergeletak di mejanya, di samping telepon dan tumpukan dokumennya.
Di luar, pasar yang ramai telah tumbuh kembali di tepi timur sungai Tigris. Di sisi lain sungai, militan ISIS bersembunyi, mempertahankan Kota Tua yang padat penduduknya dengan penembak jitu dan pelaku bom bunuh diri.
Di jantung wilayah mereka berada di Masjid Al-Nuri yang berdiri sejak abad pertengahan dan menara bersandarnya yang terkenal. Di masjid inilah pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, mengumumkan kekhalifahannya pada bulan Juli 2014. Para ahli khawatir struktur bata yang rapuh tidak tahan pada kerasnya pertempuran yang berkecamuk di sekitarnya. .
Tentara Irak telah mengatakan akan mengusir ISIS dari sisa kota tersebut pada bulan Mei.
Bandara, stasiun kereta api dan universitas hancur. Jembatan dan jalan-jalan juga rusak akibat pertempuran panjang untuk mengusir gerilyawan ISIS dari basis utama mereka di Irak.
Pasukan pemerintah Irak yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) kini telah merebut kembali bagian timur kota. Mereka pun membiarkan dewan daerah kembali untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun untuk mensurvei kerusakan tersebut.
"Setelah Mosul dibebaskan sepenuhnya, kami memerlukan sebuah rencana kerja untuk memulihkan keadaan seperti sebelum 2014 ketika ISIS mengambil alih," kata Noureldin Qablan, wakil ketua dewan yang meliput provinsi Nineveh di sekitarnya, seperti disitat dari Al Arabiya, Kamis (4/5/2017).
Dia kembali bekerja di kantornya di jantung kota Mosul, ibu kota provinsi, sebuah bangunan yang tidak biasa, terlepas dari benteng betonnya yang baru dan tim penjaga bersenjata yang mengelilinginya.
Sebuah pistol tergeletak di mejanya, di samping telepon dan tumpukan dokumennya.
Di luar, pasar yang ramai telah tumbuh kembali di tepi timur sungai Tigris. Di sisi lain sungai, militan ISIS bersembunyi, mempertahankan Kota Tua yang padat penduduknya dengan penembak jitu dan pelaku bom bunuh diri.
Di jantung wilayah mereka berada di Masjid Al-Nuri yang berdiri sejak abad pertengahan dan menara bersandarnya yang terkenal. Di masjid inilah pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, mengumumkan kekhalifahannya pada bulan Juli 2014. Para ahli khawatir struktur bata yang rapuh tidak tahan pada kerasnya pertempuran yang berkecamuk di sekitarnya. .
Tentara Irak telah mengatakan akan mengusir ISIS dari sisa kota tersebut pada bulan Mei.
(ian)