Iran Tersinggung dengan Pernyataan Putra Raja Salman
A
A
A
LONDON - Iran tersinggung dengan pernyataan Deputi Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Putra Raja Salman bin Abdulaziz ini sebelumnya mengesampingkan dialog dengan Iran yang dia sebut berambisi menguasai dunia Muslim.
Pernyataan Mohammed yang menutup pintu dialog Saudi dengan Iran dianggap Teheran sebagai komentar yang merusak. Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi itu dianggap Iran sengaja memicu ketegangan.
Baca:
Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim
Dalam wawancara di televisi, Putra Raja Salman ini mengatakan bahwa muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan Nabi, yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.
”Bagaimana Anda berdialog dengan ini (Iran)?," tanya Mohammed. ”Logika (Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut dia.
Pernyataan itu dikecam pemerintah Iran. ”Komentar itu adalah bukti bahwa Arab Saudi mendukung terorisme dan mencari kebijakan yang konfrontatif dan merusak di wilayah tersebut serta terhadap Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi, seperti dikutip Reuters, Kamis (4/5/2017).
Dia mengatakan ucapan seperti itu, dalam skenario yang paling optimistis, menunjukkan bahwa Saudi tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai isu-isu regional.
Teheran dan Riyadh pada saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Hubungan terputus pada tahun 2016 setelah para demonstran Iran menyerbu dan membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Amuk massa itu sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Bakr al-Nimr atas tuduhan terlibat terorisme.
Pernyataan Mohammed yang menutup pintu dialog Saudi dengan Iran dianggap Teheran sebagai komentar yang merusak. Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi itu dianggap Iran sengaja memicu ketegangan.
Baca:
Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim
Dalam wawancara di televisi, Putra Raja Salman ini mengatakan bahwa muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan Nabi, yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.
”Bagaimana Anda berdialog dengan ini (Iran)?," tanya Mohammed. ”Logika (Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut dia.
Pernyataan itu dikecam pemerintah Iran. ”Komentar itu adalah bukti bahwa Arab Saudi mendukung terorisme dan mencari kebijakan yang konfrontatif dan merusak di wilayah tersebut serta terhadap Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi, seperti dikutip Reuters, Kamis (4/5/2017).
Dia mengatakan ucapan seperti itu, dalam skenario yang paling optimistis, menunjukkan bahwa Saudi tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai isu-isu regional.
Teheran dan Riyadh pada saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Hubungan terputus pada tahun 2016 setelah para demonstran Iran menyerbu dan membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Amuk massa itu sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Bakr al-Nimr atas tuduhan terlibat terorisme.
(mas)