'Perang Media' Korut dan China Ramaikan Krisis Nuklir
A
A
A
PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut) menerbitkan kritik langka terhadap China sebagai balasan atas komentar media pemerintah Beijing yang menyerukan sanksi lebih keras atas program nuklir Pyongyang. “Perang media” dari dua negara yang sejatinya bersekutu ini semakin meramaikan krisis nuklir Pyongyang.
Seteru media ini melibatkan, KCNA, media pemerintah Korut, dengan People's Daily dan Global Times, media Pemerintah China yang juga dikenal sebagai corong resmi Partai Komunis China.
”Serangkaian ucapan yang tidak masuk akal dan sembrono sekarang terdengar dari China yang setiap hari hanya membuat situasi yang membosankan ini menjadi tegang,” bunyi editorial KCNA.
”China lebih baik merenungkan konsekuensi serius yang harus dilakukan dengan tindakan sembrono untuk memotong tiang hubungan DPRK-China,” lanjut tulisan media Korut tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (4/5/2017).
China yang selama ini menjadi tetangga sekaligus sekutu utama rezim Korut pimpinan Kim Jong-un, telah didesak Amerika Serikat (AS) agar menggunakan pengaruhnya untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Pyongyang.
Seorang diplomat di Dewan Keamanan PBB yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan Washington dan Beijing sedang menegosiasikan tanggapan DK PBB terhadap uji tembak terbaru rudal balistik Korut. Tanggapan itu, termasuk opsi sanksi baru yang lebih berat.
Dalam editorialnya, KCNA menuduh artikel-artikel media pemerintah China telah berusaha untuk mengalihkan kesalahan kepada Pyongyang karena hubungan yang kedua negara memburuk.
Ini juga menuduh China melakukan kerusakan "hyping up" yang disebabkan oleh uji coba nuklir Korea Utara ke arah tiga provinsi di timur laut China.
Sebelumnya, media pemerintah China meminta Korea Utara untuk membongkar program nuklirnya. Namun, permintaan itu dianggap sebagai “pelanggaran atas hak dan martabat dari negara yang merdeka".
”Dan merupakan ancaman yang tidak disangka ke negara tetangga yang berpikiran jujur, yang memiliki sejarah panjang dan tradisi persahabatan,” kritik KCNA terhadap pemerintah Beijing.
Seteru media ini melibatkan, KCNA, media pemerintah Korut, dengan People's Daily dan Global Times, media Pemerintah China yang juga dikenal sebagai corong resmi Partai Komunis China.
”Serangkaian ucapan yang tidak masuk akal dan sembrono sekarang terdengar dari China yang setiap hari hanya membuat situasi yang membosankan ini menjadi tegang,” bunyi editorial KCNA.
”China lebih baik merenungkan konsekuensi serius yang harus dilakukan dengan tindakan sembrono untuk memotong tiang hubungan DPRK-China,” lanjut tulisan media Korut tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (4/5/2017).
China yang selama ini menjadi tetangga sekaligus sekutu utama rezim Korut pimpinan Kim Jong-un, telah didesak Amerika Serikat (AS) agar menggunakan pengaruhnya untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Pyongyang.
Seorang diplomat di Dewan Keamanan PBB yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan Washington dan Beijing sedang menegosiasikan tanggapan DK PBB terhadap uji tembak terbaru rudal balistik Korut. Tanggapan itu, termasuk opsi sanksi baru yang lebih berat.
Dalam editorialnya, KCNA menuduh artikel-artikel media pemerintah China telah berusaha untuk mengalihkan kesalahan kepada Pyongyang karena hubungan yang kedua negara memburuk.
Ini juga menuduh China melakukan kerusakan "hyping up" yang disebabkan oleh uji coba nuklir Korea Utara ke arah tiga provinsi di timur laut China.
Sebelumnya, media pemerintah China meminta Korea Utara untuk membongkar program nuklirnya. Namun, permintaan itu dianggap sebagai “pelanggaran atas hak dan martabat dari negara yang merdeka".
”Dan merupakan ancaman yang tidak disangka ke negara tetangga yang berpikiran jujur, yang memiliki sejarah panjang dan tradisi persahabatan,” kritik KCNA terhadap pemerintah Beijing.
(mas)