AS Bakal Perketat Sanksi Korut dan Aktifkan THAAD di Korsel
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengaktifkan sistem pertahanan rudal THAAD di Korea Selatan (Korsel) "dalam beberapa hari". AS juga akan memperketat sanksi ekonomi terhadap Korea Utara.
Pengumuman dari pemerintahan Trump ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemajuan militer Korut. Korut telah berjanji untuk melakukan lebih banyak rudal dan uji coba nuklir seperti dikutip dari BBC, Kamis (27/4/2017).
Sistem THAAD pada awalnya tidak diharapkan akan digunakan sampai akhir 2017. Banyak warga Korsel yang menentangnya, karena khawatir mereka akan menjadi sasaran.
"THAAD akan beroperasi dalam beberapa hari mendatang agar dapat membela Korsel melawan ancaman Korut yang terus berkembang," kata komandan Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris kepada anggota Kongres AS.
Ia mengatakan bahwa sistem ini dirancang untuk membawa pemimpin Korut Kim Jong-un lebih kepada perasaannya, bukan untuk bertekuk lutut.
Sementara setelah melakukan briefing khusus kepada semua 100 senator AS, pejabat tinggi AS mengumumkan strategi Presiden Donald Trump di Korut.
"Pendekatan presiden bertujuan untuk menekan Korut untuk membongkar rudal nuklir, rudal balistik, dan proliferasi dengan mengetatkan sanksi ekonomi dan melakukan tindakan diplomatik dengan sekutu dan mitra regional kami," kata sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Sekretaris Negara Rex Tillerson, Sekretaris Pertahanan Jim Mattis dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats.
AS telah memiliki sanksi yang luas terhadap Korut, termasuk larangan perdagangan dan daftar hitam siapa pun yang berurusan dengan negara komunis yang terisolasi itu.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan sebuah opsi yang dipertimbangkan adalah menempatkan Korut kembali ke daftar negara yang mensponsori terorisme.
Di bawah langkah-langkah yang diumumkan tahun lalu, properti pemerintah Korut di Amerika tetap di bekukan dan ekspor AS ke atau investasi di Korut dilarang.
Pengumuman dari pemerintahan Trump ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemajuan militer Korut. Korut telah berjanji untuk melakukan lebih banyak rudal dan uji coba nuklir seperti dikutip dari BBC, Kamis (27/4/2017).
Sistem THAAD pada awalnya tidak diharapkan akan digunakan sampai akhir 2017. Banyak warga Korsel yang menentangnya, karena khawatir mereka akan menjadi sasaran.
"THAAD akan beroperasi dalam beberapa hari mendatang agar dapat membela Korsel melawan ancaman Korut yang terus berkembang," kata komandan Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris kepada anggota Kongres AS.
Ia mengatakan bahwa sistem ini dirancang untuk membawa pemimpin Korut Kim Jong-un lebih kepada perasaannya, bukan untuk bertekuk lutut.
Sementara setelah melakukan briefing khusus kepada semua 100 senator AS, pejabat tinggi AS mengumumkan strategi Presiden Donald Trump di Korut.
"Pendekatan presiden bertujuan untuk menekan Korut untuk membongkar rudal nuklir, rudal balistik, dan proliferasi dengan mengetatkan sanksi ekonomi dan melakukan tindakan diplomatik dengan sekutu dan mitra regional kami," kata sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Sekretaris Negara Rex Tillerson, Sekretaris Pertahanan Jim Mattis dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats.
AS telah memiliki sanksi yang luas terhadap Korut, termasuk larangan perdagangan dan daftar hitam siapa pun yang berurusan dengan negara komunis yang terisolasi itu.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan sebuah opsi yang dipertimbangkan adalah menempatkan Korut kembali ke daftar negara yang mensponsori terorisme.
Di bawah langkah-langkah yang diumumkan tahun lalu, properti pemerintah Korut di Amerika tetap di bekukan dan ekspor AS ke atau investasi di Korut dilarang.
(ian)