10 Penjaga Iran Tewas di Perbatasan Pakistan
A
A
A
TEHERAN - Sepuluh penjaga perbatasan Iran dibunuh oleh militan Sunni dalam sebuah serangan lintas batas di perbatasan dengan Pakistan pada hari Rabu. Demikian laporan kantor berita Tasnim.
Kelompok militan yang disebut Jaish al Adl, atau Tentara Keadilan, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu kata laporan tersebut.
"10 penjaga perbatasan di daerah Mirjaveh, Sistan dan Provinsi Baluchestan tewas dalam penyergapan oleh teroris di titik nol perbatasan Pakistan," tulis Tasnim.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di media pemerintah, polisi Iran mengatakan bahwa para penjaga telah dibunuh oleh senjata jarak jauh dan pemerintah Pakistan memiliki tanggung jawab tertinggi atas serangan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/4/2017).
Provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran telah lama diganggu oleh kerusuhan oleh gerombolan penyelundup narkoba dan militan separatis. Populasi provinsi ini sebagian besar adalah Muslim Sunni di mana mayoritas orang Iran adalah orang Syiah.
Jaish al Adl adalah kelompok militan Sunni yang telah melakukan beberapa serangan sebelum melawan pasukan keamanan Iran. Serangan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian atas apa yang mereka katakan sebagai diskriminasi terhadap Muslim Sunni dan etnis Baluch di provinsi tersebut.
Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan delapan penjaga perbatasan pada bulan April 2015 dan 14 penjaga perbatasan pada bulan Oktober 2013 lalu.
Kelompok militan yang disebut Jaish al Adl, atau Tentara Keadilan, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu kata laporan tersebut.
"10 penjaga perbatasan di daerah Mirjaveh, Sistan dan Provinsi Baluchestan tewas dalam penyergapan oleh teroris di titik nol perbatasan Pakistan," tulis Tasnim.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di media pemerintah, polisi Iran mengatakan bahwa para penjaga telah dibunuh oleh senjata jarak jauh dan pemerintah Pakistan memiliki tanggung jawab tertinggi atas serangan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/4/2017).
Provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran telah lama diganggu oleh kerusuhan oleh gerombolan penyelundup narkoba dan militan separatis. Populasi provinsi ini sebagian besar adalah Muslim Sunni di mana mayoritas orang Iran adalah orang Syiah.
Jaish al Adl adalah kelompok militan Sunni yang telah melakukan beberapa serangan sebelum melawan pasukan keamanan Iran. Serangan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian atas apa yang mereka katakan sebagai diskriminasi terhadap Muslim Sunni dan etnis Baluch di provinsi tersebut.
Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan delapan penjaga perbatasan pada bulan April 2015 dan 14 penjaga perbatasan pada bulan Oktober 2013 lalu.
(ian)