Kelompok Bersenjata Bunuh Polisi di Dekat Gereja Mesir
A
A
A
KAIRO - Sejumlah pria bersenjata menyerang pasukan keamanan di dekat gereja St. Catherine Monastery di selatan Sinai Mesir. Serangan tersebut menewaskan satu polisi dan melukai empat lainnya. Serangan ini terjadi hanya seminggu setelah dua pemboman gereja yang mematikan menewaskan 45.
Dikutip dari Reuters, Rabu (19/4/2017), ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pos pemeriksaan polisi sekitar 800 meter dari pintu masuk biara itu. St. Catherine Monastery menjadi salah satu situs Kristen yang paling penting.
Serangan itu terjadi hanya 10 hari sebelum Paus Francis dijadwalkan mengunjungi Mesir dan lebih dari seminggu setelah dua pemboman bunuh diri mematikan di gereja-gereja Kristen, yang juga diklaim oleh ISIS. Kejadian itu membuat Mesir berduka dan menandai salah satu hari paling berdarah bagi kelompok Kristen minoritas di negara itu dalam beberapa dekade.
St Catherine, yang didirikan pada abad ke-6 dan terletak di kaki Gunung Sinai, adalah salah satu biara Kristen tertua di dunia dan situs warisan dunia UNESCO. Ini adalah bagian dari gereja Ortodoks Timur.
Kelompok minoritas Kristen Mesir, yang naik sekitar 10 persen dari populasi 92 juta di negara itu, telah menjadi sasaran serangan gerilyawan. Dalam rentang empat bulan telah terjadi tiga serangan terhadap gereja.
Serangan di St. Catherine akan menjadi tantangan terbaru untuk Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang telah berjanji untuk melindungi kelompok minoritas agama sebagai bagian dari kampanye melawan ekstremisme.
Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan pemberontakan Islam di Sinai utara. Pemberontakan ini meningkat pesat setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013 menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.
Dikutip dari Reuters, Rabu (19/4/2017), ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pos pemeriksaan polisi sekitar 800 meter dari pintu masuk biara itu. St. Catherine Monastery menjadi salah satu situs Kristen yang paling penting.
Serangan itu terjadi hanya 10 hari sebelum Paus Francis dijadwalkan mengunjungi Mesir dan lebih dari seminggu setelah dua pemboman bunuh diri mematikan di gereja-gereja Kristen, yang juga diklaim oleh ISIS. Kejadian itu membuat Mesir berduka dan menandai salah satu hari paling berdarah bagi kelompok Kristen minoritas di negara itu dalam beberapa dekade.
St Catherine, yang didirikan pada abad ke-6 dan terletak di kaki Gunung Sinai, adalah salah satu biara Kristen tertua di dunia dan situs warisan dunia UNESCO. Ini adalah bagian dari gereja Ortodoks Timur.
Kelompok minoritas Kristen Mesir, yang naik sekitar 10 persen dari populasi 92 juta di negara itu, telah menjadi sasaran serangan gerilyawan. Dalam rentang empat bulan telah terjadi tiga serangan terhadap gereja.
Serangan di St. Catherine akan menjadi tantangan terbaru untuk Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang telah berjanji untuk melindungi kelompok minoritas agama sebagai bagian dari kampanye melawan ekstremisme.
Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan pemberontakan Islam di Sinai utara. Pemberontakan ini meningkat pesat setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013 menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.
(ian)