AS: China Kirim Sinyal Positif Bantu Redam Krisis Korut
A
A
A
WASHINGTON - China mengirimkan sinyal positif kepada Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan sanksi ekonomi kepada Korea Utara (Korut). Sanksi diberikan untuk memberikan tekanan kepada sekutunya agar menanggalkan pengembangan senjata nuklir dan rudal.
"Kami sudah mendapatkan banyak sinyal positif dari China tapi itu butuh waktu. Anda tidak tahu apakah tekanan ekonomi akan bekerjas sampai itu berhasil," kata asisten sekretaris untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, Susan Thornton seperti dikutip dari USA Today, Selasa (18/4/2017).
Diungkapkan oleh Thornton bahwa diplomat AS akan bertemu dengan China dan sekutu Amerika untuk membahas rencana ke depan pada akhir bulan ini. Tetapi jika China tidak berhasil, AS akan bergerak sendiri untuk meningkatkan tekanan pada Korut.
"Kami akan mengamati apa yang China lakukan. Kita akan bekerja sama dengan China dan melihat apakah kita bisa mendapatkan mereka untuk berbuat lebih banyak," ujar Thornton.
"Dan jika mereka memutuskan mereka tidak akan bekerja dengan kami atau tidak bekerja sama dengan kami, maka kami harus mengubah taktik dan mencoba sesuatu yang lain, mungkin kita sendiri," imbuhnya.
Thornton mengatakan AS tidak tertarik pada konflik atau perubahan rezim di Korut. Namun, AS berusaha mendapatkan sinyal dari rezim Pyongyang bersedia untuk menjalankan komitmen internasional meninggalkan kebijakannya mengembangkan dan menguji senjata nuklir dan rudal balistik yang bisa mencapai AS.
Korut telah melakukan lima kali uji coba nuklir sejak tahun 2006, yang terakhir dilakukan pada bulan September lalu. Mereka juga telah melakukan berbagai tes rudal jarak menengah dan jauh sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan pada 2011. Terakhir uji coba rudal dilakukan pada Minggu (16/4/2017) yang berujung pada kegagalan.
“Kami benar-benar harus memiliki beberapa jenis perubahan nyata dalam perilaku Korut. Sinyak seperti tidak akan mencakup hal-hal seperti peluncuran rudal ilegal, seperti yang terjadi selama akhir pekan,” jelas Thornton.
"Kami sudah mendapatkan banyak sinyal positif dari China tapi itu butuh waktu. Anda tidak tahu apakah tekanan ekonomi akan bekerjas sampai itu berhasil," kata asisten sekretaris untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, Susan Thornton seperti dikutip dari USA Today, Selasa (18/4/2017).
Diungkapkan oleh Thornton bahwa diplomat AS akan bertemu dengan China dan sekutu Amerika untuk membahas rencana ke depan pada akhir bulan ini. Tetapi jika China tidak berhasil, AS akan bergerak sendiri untuk meningkatkan tekanan pada Korut.
"Kami akan mengamati apa yang China lakukan. Kita akan bekerja sama dengan China dan melihat apakah kita bisa mendapatkan mereka untuk berbuat lebih banyak," ujar Thornton.
"Dan jika mereka memutuskan mereka tidak akan bekerja dengan kami atau tidak bekerja sama dengan kami, maka kami harus mengubah taktik dan mencoba sesuatu yang lain, mungkin kita sendiri," imbuhnya.
Thornton mengatakan AS tidak tertarik pada konflik atau perubahan rezim di Korut. Namun, AS berusaha mendapatkan sinyal dari rezim Pyongyang bersedia untuk menjalankan komitmen internasional meninggalkan kebijakannya mengembangkan dan menguji senjata nuklir dan rudal balistik yang bisa mencapai AS.
Korut telah melakukan lima kali uji coba nuklir sejak tahun 2006, yang terakhir dilakukan pada bulan September lalu. Mereka juga telah melakukan berbagai tes rudal jarak menengah dan jauh sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan pada 2011. Terakhir uji coba rudal dilakukan pada Minggu (16/4/2017) yang berujung pada kegagalan.
“Kami benar-benar harus memiliki beberapa jenis perubahan nyata dalam perilaku Korut. Sinyak seperti tidak akan mencakup hal-hal seperti peluncuran rudal ilegal, seperti yang terjadi selama akhir pekan,” jelas Thornton.
(ian)