Panen Kecaman, Komandan Pasukan AS Bela Penggunaan 'Ibu dari Semua Bom'

Jum'at, 14 April 2017 - 23:20 WIB
Panen Kecaman, Komandan...
Panen Kecaman, Komandan Pasukan AS Bela Penggunaan 'Ibu dari Semua Bom'
A A A
KABUL - Komandan militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan membela keputusannya untuk menjatuhkan 'ibu dari semua bom' ke basis ISIS dan menyebutnya sebagai senjata yang tepat. Ia mengatakan AS tidak akan menyesal dalam tujuannya menghancurkan kelompok teroris.

"Ini adalah senjata yang tepat untuk target yang tepat," kata Jenderal John Nicholson saat konferensi pers di Kabul, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (14/4/2017).

AS mengatakan bom tersebut dijatuhkan pada target yang telah ditetapkan yaitu sebuah kompleks terowongan yang digunakan oleh ISIS-K. Ini adalah kelompok afiliasi dari ISIS. Bom yang disebut GBU-43 dijatuhkan dari sebuah pesawat MC-130 di distrik Achin dari provinsi timur Nangarhar pada hari Kamis.

“The GBU-43 dirancang untuk menghancurkan gua dan terowongan yang ISIS-K gunakan bersama sabuk pertahanan yang terdiri dari bom rakitan untuk mempertebal pertahanan mereka terhadap ofensif kami. Musuh menggunakan terowongan ini dan ladang ranjau untuk bergerak di sekitar medan perang dan melindungi diri dari serangan pasukan Afghanistan dan AS," terang Nicholson.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa senjata itu telah sangat efektif dalam menghilangkan target tempat perlindungan ISIS. Jenderal itu juga mengatakan tidak ada bukti jika bom tersebut menimbulkan korban sipil.

“Kami memiliki pengawasan terus-menerus atas wilayah tersebut sebelum, selama, dan setelah operasi,” ungkap Nicholson.

Para pejabat Afghanistan mengatakan bom menewaskan 36 IS pejuang, sementara mengkonfirmasikan bahwa tidak ada warga sipil terluka dalam operasi itu. Namun ISIS membantah jika para pejuang mereka tewas melalui media propaganda mereka Amaq.

Ketika ditanya tentang waktu operasi, Nicholson mengatakan itu dilakukan ketika terowongan ISIS telah diketahui.

“Ini adalah pertama kalinya kami mengalami hambatan yang luas untuk kemajuan kita yang didasari oleh sabuk pertahanan bom rakitan (IED), kehadiran terowongan dan gua-gua, jadi yang semua ada waktunya,” katanya.

Menekankan “kebrutalan” ISIS, Nicholson mengutip kejahatan kelompok teroris, termasuk menyeret orang tua keluar dari rumah mereka dan memancung mereka di depan keluarga mereka. Orang tua lainnya telah dipaksa untuk berlutut di atas bahan peledak sebelum diledakkan.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ISIS telah membunuh anggota keluarga laki-laki, menculik istri dan anak perempuan mereka, serta memaksa mereka untuk menikahi anggotanya. ISIS juga telah mengirimkan pembom bunuh diri untuk menyerang demonstrasi damai dan telah membunuh dan melukai ratusan warga sipil tak berdosa.

"Mereka telah mengirim pembom bunuh diri ke dalam masjid dan membunuh orang selama mereka berdoa. Dan bulan lalu mereka menembak dan menikam pasien rumah sakit yang terbaring di tempat tidur mereka,” katanya, sambil memanggil teroris ISIS ‘hewan’dan‘teroris biadab.’

Nicholson menekankan bahwa tentara Afghanistan memimpin perang melawan teroris, dan AS berkomitmen untuk mendukung Afghanistan dalam peperangan ini.

“Kami bersatu dengan pemerintah Afghanistan untuk mencegah teroris dari membangun tempat berlindung yang aman di Afghanistan,” katanya, menambahkan bahwa AS telah berkoordinasi dengan Kabul dalam melakukan operasi Kamis.

Jenderal itu berjanji bahwa AS tidak akan berhenti dalam perjuangannya untuk menghilangkan kelompok teroris dari Afghanistan. “Biarkan Saya tegaskan: kami tidak akan mengalah dalam misi kami untuk berjuang bersama kawan-kawan Afghanistan untuk menghancurkan ISIS-K pada 2017,” katanya.

Meski begitu, penggunaan 'Ibu dari semua bom' ini menuai kecaman dari sejumlah pihak. Tak kurang mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengecam pemboman itu. “Ini bukan perang melawan teror, tetapi penyalahgunaan yang tidak manusiawi dan paling brutal dari negara kita sebagai ajang pengujian untuk senjata baru dan berbahaya,” kata Karzai dalam sebuah tweet.

NSA whistleblower Edward Snowden juga mengirimkan tweet untuk mengatakan bahwa AS telah membayar untuk pembangunan jaringan terowongan itu dan sekarang di bom.

Baca Juga: 'Ibu dari Semua Bom' Dijatuhkan AS, Publik 'Mengamuk' di Twitter
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1825 seconds (0.1#10.140)