China Dorong Solusi Damai
A
A
A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping menyerukan resolusi damai untuk mengatasi memanasnya situasi di semenanjung Korea. Seruan itu diungkapkan Xi saat berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ke-marin.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat saat armada kapal induk AS menuju wilayah tersebut. Pembicaraan melalui telepon itu hanya beberapa hari setelah kedua pemimpin bertemu di AS. Adapun surat kabar yang dikontrol pemerintah China memperingatkan, semenanjung Korea mendekati konflik militer sejak tes nuklir pertama oleh Korea Utara (Korut) pada 2006.
Komunikasi antarpemimpin itu menegaskan kondisi yang semakin memanas seiring kekhawatiran bahwa Korut akan menggelar tes nuklir keenam atau tes peluncuran rudal. Di sisi lain, Trump mengancam mengambil langkah sepihak untuk menyelesaikan krisis di semenanjung Korea tersebut.
Trump telah memerintahkan armada kapal induk USS Carl Vinson menuju semenanjung Korea untuk menghentikan ambisi nuklir dan rudal jarak jauh Korut. Trump juga menekan Xi bertindak lebih tegas untuk menghalangi program nuklir Pyongyang saat keduanya bertemu langsung pertama kali di Florida pekan lalu.
Presiden Trump menyatakan melalui Twitter pada Selasa (11/4) lalu bahwa Korut mencari masalah dan AS akan menyelesaikan masalah itu dengan atau tanpa bantuan China. “Dalam pembicaraan melalui telepon, Xi menegaskan komitmen China pada target denuklirisasi di semenanjung Korea, menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea, serta mengupayakan penyelesaian masalah melalui cara damai,” ungkap laporan CCTV, kemarin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Lu Kang menjelaskan, Trump telah menyeru kepada semua pihak untuk meredam ketegangan. “Kami harap semua pihak terkait tidak mengambil langkah- langkah tak bertanggung jawab. Dalam kondisi sekarang, ini sangat berbahaya,” papar Lu saat konferensi pers, dikutip kantor berita Reuters .
Surat kabar China, Global Times , menulis tajuk bahwa Korut harus menghentikan semua rencana aktivitas nuklir dan rudal demi keamanannya sendiri. Adapun surat kabar yang banyak dibaca di China dan dikelola Partai Komunis serta People’s Daily, Global Times, menyebut keputusan terbaru Trump untuk meluncurkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan udara Suriah untuk merespons serangan gas beracun pekan lalu.
“Washington tidak hanya penuh keyakinan dan arogansi setelah serangan rudal di Suriah, tapi Trump juga ingin dianggap sebagai pria yang menepati janjinya. AS ingin menghentikan Korut menggelar tes nuklir lebih lanjut. Mereka tak ingin berdampingan dengan Pyongyang yang bersenjata nuklir,” papar laporan Global Times.
Global Times menulis, Pyongyang harus menghindari membuat kesalahan saat ini. Jika Korut membuat langkah provokatif lain, masyarakat China mungkin akan mendukung sanksi-sanksiberat, seperti pembatasan impor minyak. Menghadapi berbagai tekanan itu, media Korut memperingatkan pihaknya tak segan melancarkan serangan nuklir terhadap AS jika ada indikasi agresi oleh Negeri Paman Sam tersebut.
Para pejabat Korut, termasuk Pemimpin Kim Jongun telah mengisyaratkan tes rudal balistik antarbenua atau yang serupa dalam waktu dekat. Korut telah meluncurkan roket jarak jauh yang membawa satelit pada 13 April 2012 saat memperingati kelahiran mendiang Pendiri Korut Kim Ilsung. Sabtu (15/4) mendatang merupakan ulang tahun Kim Ilsung ke-105.
Warga Korut pun tampak mengunjungi boulevard Pyongyang kemarin pagi, beberapa orang tampak berlatih untuk parade yang akan digelar akhir pekan ini. Tak ada raut tegang atau khawatir di wajah mereka. “Selama kami bersama pemimpin tertinggi Kim Jong-un, kami tidak takut apa pun,” ungkap seorang perempuan bernama Ri Hyon-sim pada jurnalis Reuters.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat saat armada kapal induk AS menuju wilayah tersebut. Pembicaraan melalui telepon itu hanya beberapa hari setelah kedua pemimpin bertemu di AS. Adapun surat kabar yang dikontrol pemerintah China memperingatkan, semenanjung Korea mendekati konflik militer sejak tes nuklir pertama oleh Korea Utara (Korut) pada 2006.
Komunikasi antarpemimpin itu menegaskan kondisi yang semakin memanas seiring kekhawatiran bahwa Korut akan menggelar tes nuklir keenam atau tes peluncuran rudal. Di sisi lain, Trump mengancam mengambil langkah sepihak untuk menyelesaikan krisis di semenanjung Korea tersebut.
Trump telah memerintahkan armada kapal induk USS Carl Vinson menuju semenanjung Korea untuk menghentikan ambisi nuklir dan rudal jarak jauh Korut. Trump juga menekan Xi bertindak lebih tegas untuk menghalangi program nuklir Pyongyang saat keduanya bertemu langsung pertama kali di Florida pekan lalu.
Presiden Trump menyatakan melalui Twitter pada Selasa (11/4) lalu bahwa Korut mencari masalah dan AS akan menyelesaikan masalah itu dengan atau tanpa bantuan China. “Dalam pembicaraan melalui telepon, Xi menegaskan komitmen China pada target denuklirisasi di semenanjung Korea, menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea, serta mengupayakan penyelesaian masalah melalui cara damai,” ungkap laporan CCTV, kemarin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Lu Kang menjelaskan, Trump telah menyeru kepada semua pihak untuk meredam ketegangan. “Kami harap semua pihak terkait tidak mengambil langkah- langkah tak bertanggung jawab. Dalam kondisi sekarang, ini sangat berbahaya,” papar Lu saat konferensi pers, dikutip kantor berita Reuters .
Surat kabar China, Global Times , menulis tajuk bahwa Korut harus menghentikan semua rencana aktivitas nuklir dan rudal demi keamanannya sendiri. Adapun surat kabar yang banyak dibaca di China dan dikelola Partai Komunis serta People’s Daily, Global Times, menyebut keputusan terbaru Trump untuk meluncurkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan udara Suriah untuk merespons serangan gas beracun pekan lalu.
“Washington tidak hanya penuh keyakinan dan arogansi setelah serangan rudal di Suriah, tapi Trump juga ingin dianggap sebagai pria yang menepati janjinya. AS ingin menghentikan Korut menggelar tes nuklir lebih lanjut. Mereka tak ingin berdampingan dengan Pyongyang yang bersenjata nuklir,” papar laporan Global Times.
Global Times menulis, Pyongyang harus menghindari membuat kesalahan saat ini. Jika Korut membuat langkah provokatif lain, masyarakat China mungkin akan mendukung sanksi-sanksiberat, seperti pembatasan impor minyak. Menghadapi berbagai tekanan itu, media Korut memperingatkan pihaknya tak segan melancarkan serangan nuklir terhadap AS jika ada indikasi agresi oleh Negeri Paman Sam tersebut.
Para pejabat Korut, termasuk Pemimpin Kim Jongun telah mengisyaratkan tes rudal balistik antarbenua atau yang serupa dalam waktu dekat. Korut telah meluncurkan roket jarak jauh yang membawa satelit pada 13 April 2012 saat memperingati kelahiran mendiang Pendiri Korut Kim Ilsung. Sabtu (15/4) mendatang merupakan ulang tahun Kim Ilsung ke-105.
Warga Korut pun tampak mengunjungi boulevard Pyongyang kemarin pagi, beberapa orang tampak berlatih untuk parade yang akan digelar akhir pekan ini. Tak ada raut tegang atau khawatir di wajah mereka. “Selama kami bersama pemimpin tertinggi Kim Jong-un, kami tidak takut apa pun,” ungkap seorang perempuan bernama Ri Hyon-sim pada jurnalis Reuters.
(esn)