Armada Kapal Perang AS Menuju Korea

Senin, 10 April 2017 - 23:28 WIB
Armada Kapal Perang...
Armada Kapal Perang AS Menuju Korea
A A A
WASHINGTON - Armada kapal perang Amerika Serikat (AS) menuju Semenanjung Korea untuk unjuk kekuatan pada Korea Utara (Korut) yang tetap melanjutkan program senjata nuklir. Langkah AS ini akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dan berlangsung setelah serangan rudal AS ke Suriah.

Itu artinya pengerahan armada kapal perang itu menjadi peringatan atas penolakan Pyongyang menghentikan program nuklirnya. Armada kapal perang itu dipimpin satu kapal induk.

”Perintah Komando Pasifik AS pada Grup Penyerang Carl Vinson menjadi langkah bijaksana untuk menjaga kesiapan dan kehadiran di Pasifik Barat,” ungkap Komandan Dave Benham yang menjadi juru bicara Komando Pasifik AS.

”Ancaman nomor satu di kawasan masih Korut yang melanjutkan program tes rudal dan menginginkan kemampuan senjata nuklir secara gegabah, tidak bertanggung jawab, dan mengacau stabilitas,” tegas Komandan Dave Benham, dikutip kantor berita AFP.

Armada penyerang yang terdiri atas kapal induk kelas Nimitz, USS Carl Vinson, sekarang bergerak dari Singapura ke Samudra Pasifik Barat. Pyongyang ingin mengembangkan rudal jarak jauh dengan hulu ledak nuklir yang dapat mencapai wilayah daratan AS.

Hingga saat ini, Korut telah menggelar lima tes nuklir, dua tes digelar tahun lalu. Pakar citra satelit menyatakan Korut akan menggelar tes nuklir keenam. Para pejabat intelijen AS memperingatkan, Pyongyang membutuhkan kurang dari dua tahun untuk mengembangkan hulu ledak nuklir yang dapat mencapai Benua Amerika.

Korut pada Rabu (5/4) lalu menembakkan rudal balistik jarak menengah ke Laut Jepang menjelang konferensi tingkat tinggi AS dan China. Pada Februari, Korut secara rutin menembakkan empat rudal balistik dari pantaitimur, tiga rudal jatuh dekat perairan Jepang. Pyongyang menyatakan peluncuran itu untuk latihan menyerang pangkalan AS di wilayah Asia.

Agustus lalu Pyongyang juga sukses menembakkan rudal dari kapal selam. Rudal dengan jangkauan 500 kilometer itu meluncur menuju Jepang. Jarak yang mampu ditempuh rudal itu melebihi berbagai tes peluncuran sebelumnya dari kapal selam.

Pemimpin Korut Kim Jong-un menyambut peluncuran itu sebagai kesuksesan terbesar. Sistem rudal antarbenua itu membuat ancaman Korut semakin mengkhawatirkan. Itu artinya Korut dapat meluncurkan rudal yang dapat mencapai jarak lebih jauh dari wilayah Semenanjung Korea.

Pada Kamis (6/4) dan Jumat (7/4), Presiden AS Donald Trump bertemu Presiden China Xi Jinping untuk meminta Beijing membantu menghentikan program nuklir Korut. Trump sebelumnya mengancam mengambil

langkah sepihak terhadap Korut jika China tak bertindak aktif menekan Pyongyang. Ancaman Trump terhadap Korut itu tampak semakin nyata setelah serangan AS ke Suriah pada Kamis (6/4) lalu.

Kepala Komando Pertahanan Aerospace Amerika Utara Jenderal Lori Robinson yang menyediakan deteksi rudal untuk kawasan itu menyatakan, dia sangat yakin dengan kemampuan AS mencegat rudal antar benua yang diluncurkan dari Korut ke wilayah AS. Meski demikian, dia khawatir dengan jenis rudal yang menggunakan mesin bahan bakar padat yang menurut Pyongyang berhasil dites Februari lalu.

”Di tengah ketidakpastian kondisi tes senjata strategis Korut, kemampuan kami untuk menyediakan peringatan terus berkurang,” ujar Robinson dalam keterangan pada para senator. Meski serangan sepihak AS terhadap Korut dari jarak dekat mungkin lebih efektif secara militer, aksi itu dapat membahayakan banyak warga sipil di Korea Selatan (Korsel).

Beberapa pengamat menilai serangan rudal AS ke Suriah mengandung pesan yang jelas untuk Korut dan China. Profesor Kim Yong-hyun dari Universitas Dongguk menyatakan, serangan ke Suriah itu memiliki makna yang luas.

”Ini sinyal untuk Pyongyang bahwa AS memiliki pemimpin baru di kota yang tidak ragu menarik senjata dari sarungnya,” papar Kim. Pyongyang pun menyatakan, seranganAS keSuriahitusemakin menegaskan bahwa senjata nuklir menjadi kunci untuk menjamin masa depan Korut.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)