AS Kembali Minta Rusia Tarik Dukungan bagi Assad
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson kembali meminta Rusia untuk menarik dukungan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad. Menurut Tillerson, menarik dukungan terhadap Assad akan membuat Rusia bebas dari tanggung jawab moral atas apa yang terjadi di Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Tillerson mengatakan, Rusia adalah salah satu sekutu terbesar dan terkuat yang dimiliki oleh Suriah saat ini. Rusia, lanjut Tillerson, memiliki pengaruh cukup kuat pada Suriah. Jadi, apapun yang dilakukan Suriah, akan selalu dihubungkan dengan Rusia, termasuk serangan senjata kimia di Idlib.
“Jelas, mereka (Rusia) adalah sekutu Bashar Assad saat ini. Mereka harusnya memiliki pengaruh terbesar pada Bashar Assad, dan tentu keputusan untuk menggunakan senjata kimia. Mereka harus memiliki pengaruh terbesar pada dia untuk membuat Assad agar tidak lagi menggunakan senjata itu,” kata Tillerson.
“Saya berharap Rusia berpikir tentang kelanjutan dukungan terhadap Bashar Assad. Sebab, setiap kali salah satu dari serangan-serangan mengerikan terjadi, ia menarik Rusia lebih dekat ke beberapa tingkat tanggung jawab,” sambungnya, seperti dilansir Rawstory pada Senin (20/4).
Sebelumnya, Turki terlebih dahulu meminta Rusia untuk menarik dukungan pada Assad. Presiden Turki Tayyip Erdogan bahkan berharap Rusia dapat bergabung dalam koalisi internasional melawan ISIS di Suriah.
"Harapan kami adalah AS tidak membatasi aksi mereka (di Suriah). Kami juga berharap Rusia akan terlibat dalam operasi kami, atau setidaknya mereka tidak lagi mendukung Assad," ucap Erdogan.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Tillerson mengatakan, Rusia adalah salah satu sekutu terbesar dan terkuat yang dimiliki oleh Suriah saat ini. Rusia, lanjut Tillerson, memiliki pengaruh cukup kuat pada Suriah. Jadi, apapun yang dilakukan Suriah, akan selalu dihubungkan dengan Rusia, termasuk serangan senjata kimia di Idlib.
“Jelas, mereka (Rusia) adalah sekutu Bashar Assad saat ini. Mereka harusnya memiliki pengaruh terbesar pada Bashar Assad, dan tentu keputusan untuk menggunakan senjata kimia. Mereka harus memiliki pengaruh terbesar pada dia untuk membuat Assad agar tidak lagi menggunakan senjata itu,” kata Tillerson.
“Saya berharap Rusia berpikir tentang kelanjutan dukungan terhadap Bashar Assad. Sebab, setiap kali salah satu dari serangan-serangan mengerikan terjadi, ia menarik Rusia lebih dekat ke beberapa tingkat tanggung jawab,” sambungnya, seperti dilansir Rawstory pada Senin (20/4).
Sebelumnya, Turki terlebih dahulu meminta Rusia untuk menarik dukungan pada Assad. Presiden Turki Tayyip Erdogan bahkan berharap Rusia dapat bergabung dalam koalisi internasional melawan ISIS di Suriah.
"Harapan kami adalah AS tidak membatasi aksi mereka (di Suriah). Kami juga berharap Rusia akan terlibat dalam operasi kami, atau setidaknya mereka tidak lagi mendukung Assad," ucap Erdogan.
(esn)