Sebut Sebagai Agresi, Suriah Kutuk Serangan Rudal AS

Jum'at, 07 April 2017 - 11:42 WIB
Sebut Sebagai Agresi,...
Sebut Sebagai Agresi, Suriah Kutuk Serangan Rudal AS
A A A
DAMASKUS - Televisi pemerintah Suriah menyebut serangan rudal Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/4/2017) pagi sebagai sebuah agresi. AS menembakkan rudal jelajah ke pangkalan udara milik Suriah yang ditengarai menjadi tempat lepas landas pesawat yang melakukan serangan senjata kimia.

Seorang pejabat militer yang dikutip oleh stasiun televisi Suriah mengatakan sebuah pangkalan udara terkena serangan rudal AS, menyebabkan kerusakan material. Pernyataan lain menyebut serangan tersebut menyebabkan kerugian seperti dikutip dari CBS News.

Sekitar 60 rudal Tomahawk AS menghantam pangkalan udara Shayrat, sebelah tenggara Homs. Pangkalan udara kecil dengan dua landasan pacu, dimana pesawat tempur Suriah sering lepas landas menyerang target di utara dan tengah negara itu.

"Rudal AS menghantam pukul 03:45 pagi waktu setempat dan menargetkan daerah lapangan terbang, hanggar, menara kontrol dan gudang amunisi," kata para pejabat AS.

Rudal-rudal tersebut ditembakkan dari dua kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania. Serangan tersebut untuk menanggapi serangan sejata kimia mematikan pada Selasa lalu. Para pejabat mengatakan serangan senjata kimia itu menggunakan klorin dicampur dengan racun saraf, kemungkinan sarin.

Gubernur Provinsi Homs di mana pangkalan udara yang menjadi sasaran berada, Talal Barazi mengatakan, sebagian besar serangan tampaknya ditujukan pada provinsi di Suriah tengah itu. Ia juga mengatakan serangan dimaksudkan untuk mendukung kelompok 'teroris' di lapangan.

Sementara sebuah kelompok pejuang Suriah, Koalisi Suriah, menyambut serangan AS dengan mengatakan serangan itu mengakiri era impunitas dan hanya awalan.

Pemboman merupakan perintah militer paling dramatis Presiden Donald Trump sejak menjabat. Pemerintahan Obama mengancam akan mengambil tindakan terhadao pasukan Assad atas serangan senjata kimia sebelumnya, tetapi tidak pernah menindaklanjutinya. Trump juga menyerukan semua bangsa beradab untuk bergabung dengan AS dalam mencari cara mengakhiri pembantaian di Suriah.

Pemerintah Presiden Bashar al-Assad berada di bawah tekanan internasional setelah serangan senjata kimia di Suriah. Hal ini juga mendorong sekutu utamanya, Rusia, mengatakan bahwa dukungannya tidak bersayarat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)