Wanita Kuwait Dituntut karena Merekam Pembantunya Gelantungan di Jendela
A
A
A
KUWAIT CITY - Pihak berwenang Kuwait telah mengajukan tuntutan terhadap seorang wanita yang memvideokan seorang pembantu rumah tangga (PRT) yang bergelantungan di jendela. Dalam video itu, wanita tersebut terdengar mencela PRT yang memohon bantuan sebelum jatuh dari jendela.
Dikutip dari CNN, Senin (3/4/2017), Departemen Kehakiman Kuwait mengatakan bahwa wanita itu menghadapi dua tuntutan yaitu merekam individu dan mempublikasikannya tanpa persetujuan.
Pihak berwenang belum merilis baik nama wanita Kuwait maupun PRT, yang diketahui seorang warga Ethiopia.
Dalam sebuah video berdurasi 12 detik yang viral, seorang PRT terlihat bergelantungan di jendela dengan satu tangan dan wajahnya terlihat ketakutan.
"Kembalilah Anda gila!" wanita Kuwait itu berteriak pada pekerja rumah tangga.
"Tahan Saya! Peluk Saya!" kata sang PRT menangis, sebelum kehilangan pegangan dan jatuh beberapa tingkat, keras kanopi bawah.
Menurut seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri, insiden itu terjadi pada tanggal 30 Maret di distrik Sabah al-Salem Kuwait City. Paramedis yang menangani kasus itu mengobati PRT itu yang mengalami patang tangah dan cedera yang tidak fatal.
Masyarakat Kuwait untuk HAM mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan majikan PRT tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak manusiawi. Kelompok ini juga mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan.
Pihak berwenang telah menahan wanita Kuwait itu, menurut Kementerian Dalam Negeri resmi. Pihak Kejaksaan Kuwait juga telah merilis ringkasan laporannya.
Wanita itu mengaku dia sedang mengabadikan makanan yang sedang ia persiapkan di dapur ketika putrinya memberitahu bahwa sang PRT telah keluar dari jendela di ruangan lain. Wanita Kuwait itu bergegas ke ruangan yang dimaksud dengan handphonenya masih dalam posisi merekam.
Menanggapi pertanyaan oleh jaksa tentang mengapa ia tidak membantu wanita itu ketika ia meminta bantuan, sang majikan menjawab bahwa pembantunya terlalu berat. Ia pun tidak mau mengambil risiko jatuh dari jendela sendiri.
Majikan itu menyatakan bahwa PRT tersebut telah dipekerjakan oleh keluarga selama beberapa hari. Ia juga membantah rumor bahwa PRT itu mendapat perlakuan yang kasar, menyebabkan ia ingin melarikan diri atau bunuh diri.
Wanita Ethiopia itu tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Kuwait, seperti banyak negara Timur Tengah, mempraktikan "kafala," suatu sistem kerja di mana pekerja migran mengandalkan majikan mereka untuk sponsor visa dan mempertahankan status hukum. Kritikus berpendapat bahwa sistem menciptakan hubungan yang berbeda antara pihak-pihak, meninggalkan pekerja rentan terhadap penyalahgunaan.
Dikutip dari CNN, Senin (3/4/2017), Departemen Kehakiman Kuwait mengatakan bahwa wanita itu menghadapi dua tuntutan yaitu merekam individu dan mempublikasikannya tanpa persetujuan.
Pihak berwenang belum merilis baik nama wanita Kuwait maupun PRT, yang diketahui seorang warga Ethiopia.
Dalam sebuah video berdurasi 12 detik yang viral, seorang PRT terlihat bergelantungan di jendela dengan satu tangan dan wajahnya terlihat ketakutan.
"Kembalilah Anda gila!" wanita Kuwait itu berteriak pada pekerja rumah tangga.
"Tahan Saya! Peluk Saya!" kata sang PRT menangis, sebelum kehilangan pegangan dan jatuh beberapa tingkat, keras kanopi bawah.
Menurut seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri, insiden itu terjadi pada tanggal 30 Maret di distrik Sabah al-Salem Kuwait City. Paramedis yang menangani kasus itu mengobati PRT itu yang mengalami patang tangah dan cedera yang tidak fatal.
Masyarakat Kuwait untuk HAM mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan majikan PRT tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak manusiawi. Kelompok ini juga mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan.
Pihak berwenang telah menahan wanita Kuwait itu, menurut Kementerian Dalam Negeri resmi. Pihak Kejaksaan Kuwait juga telah merilis ringkasan laporannya.
Wanita itu mengaku dia sedang mengabadikan makanan yang sedang ia persiapkan di dapur ketika putrinya memberitahu bahwa sang PRT telah keluar dari jendela di ruangan lain. Wanita Kuwait itu bergegas ke ruangan yang dimaksud dengan handphonenya masih dalam posisi merekam.
Menanggapi pertanyaan oleh jaksa tentang mengapa ia tidak membantu wanita itu ketika ia meminta bantuan, sang majikan menjawab bahwa pembantunya terlalu berat. Ia pun tidak mau mengambil risiko jatuh dari jendela sendiri.
Majikan itu menyatakan bahwa PRT tersebut telah dipekerjakan oleh keluarga selama beberapa hari. Ia juga membantah rumor bahwa PRT itu mendapat perlakuan yang kasar, menyebabkan ia ingin melarikan diri atau bunuh diri.
Wanita Ethiopia itu tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Kuwait, seperti banyak negara Timur Tengah, mempraktikan "kafala," suatu sistem kerja di mana pekerja migran mengandalkan majikan mereka untuk sponsor visa dan mempertahankan status hukum. Kritikus berpendapat bahwa sistem menciptakan hubungan yang berbeda antara pihak-pihak, meninggalkan pekerja rentan terhadap penyalahgunaan.
(ian)