Selandia Baru Mengusir Diplomat Amerika
A
A
A
WELLINGTON - Pemerintah Selandia Baru mengusir seorang diplomat Amerika Serikat (AS). Pengusiran terjadi setelah Washington menolak untuk mengesampingkan kekebalan diplomatik terkait penyelidikan polisi terhadap diplomat tersebut.
Diplomat AS itu hengkang dengan kondisi menderita patah hidung dan bagian mata menghitam. Dia sedianya hendak diselidiki, terkait dugaan menjadi korban kejahatan serius. Tapi, penyelidikan terhalang karena dia memiliki kekebalan diplomatik.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully mengaku kecewa atas penolakan AS untuk untuk mengesampingkan kekebalan diplomatik diplomatnya.
”Para pejabat di Wellington dan duta besar kami di Washington DC jelas telah menyampaikan harapan ke AS bahwa diplomat asing harus mematuhi hukum di Selandia Baru dan diadili di Selandia Baru,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada AFP, Senin (20/3/2017).
Menurut polisi, diplomat AS itu hendak dipanggil terkait insiden di Lower Hutt, di pinggiran Wellington, pada 12 Maret lalu. Insiden itu melibatkan individu dari kedutaan besar AS di Wellington.
Pada saat mereka tiba orang-orang telah meninggalkan tempat kejadian dan tidak ada penangkapan yang dilakukan. Upaya untuk menyelidiki terhalang karena diplomat AS tersebut memiliki kekebalan diplomatik.
McCully mengatakan para pejabat urusan luar negeri sudah menyampaikan permintaan polisi agar melucuti kekebalan diplomatik diplomat AS itu. Namun, pihak AS menolaknya.
Media lokal menyebut diplomat itu bernama Colin White. Dia meninggalkan Wellington dengan istri dan anak-anaknya. Menurut laporan TVNZ, White adalah atase teknis yang telah bekerja sama dengan dinas intelijen Selandia Baru, GCSB.
Pihak Kedutaan Besar AS mengatakan mereka telah berkomunikasi dengan pihak berwenang Selandia Baru dalam masalah ini.
”Soal kebijakan, kami tidak mengomentari secara spesifik terkait hal-hal dalam penyelidikan,” kata Kedutaan AS dalam sebuah pernyataan. ”Kami menganggap serius setiap saran bahwa staf kami telah jatuh dari standar perilaku personel pemerintah AS.”
Diplomat AS itu hengkang dengan kondisi menderita patah hidung dan bagian mata menghitam. Dia sedianya hendak diselidiki, terkait dugaan menjadi korban kejahatan serius. Tapi, penyelidikan terhalang karena dia memiliki kekebalan diplomatik.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully mengaku kecewa atas penolakan AS untuk untuk mengesampingkan kekebalan diplomatik diplomatnya.
”Para pejabat di Wellington dan duta besar kami di Washington DC jelas telah menyampaikan harapan ke AS bahwa diplomat asing harus mematuhi hukum di Selandia Baru dan diadili di Selandia Baru,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada AFP, Senin (20/3/2017).
Menurut polisi, diplomat AS itu hendak dipanggil terkait insiden di Lower Hutt, di pinggiran Wellington, pada 12 Maret lalu. Insiden itu melibatkan individu dari kedutaan besar AS di Wellington.
Pada saat mereka tiba orang-orang telah meninggalkan tempat kejadian dan tidak ada penangkapan yang dilakukan. Upaya untuk menyelidiki terhalang karena diplomat AS tersebut memiliki kekebalan diplomatik.
McCully mengatakan para pejabat urusan luar negeri sudah menyampaikan permintaan polisi agar melucuti kekebalan diplomatik diplomat AS itu. Namun, pihak AS menolaknya.
Media lokal menyebut diplomat itu bernama Colin White. Dia meninggalkan Wellington dengan istri dan anak-anaknya. Menurut laporan TVNZ, White adalah atase teknis yang telah bekerja sama dengan dinas intelijen Selandia Baru, GCSB.
Pihak Kedutaan Besar AS mengatakan mereka telah berkomunikasi dengan pihak berwenang Selandia Baru dalam masalah ini.
”Soal kebijakan, kami tidak mengomentari secara spesifik terkait hal-hal dalam penyelidikan,” kata Kedutaan AS dalam sebuah pernyataan. ”Kami menganggap serius setiap saran bahwa staf kami telah jatuh dari standar perilaku personel pemerintah AS.”
(mas)