Ketika Paus Fransiskus Ditanya Apakah Dia Ragu Adanya Tuhan....
A
A
A
BERLIN - Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus (Francis) blakblakan soal pengalamannya dalam hal krisis iman di masa lalu. Dia juga tidak sungkan menjawab pertanyaan apakah dia pernah meragukan keberadaan Tuhan saat mengalami krisis iman.
Dia berbicara tentang pengalaman krisis iman dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Die Zeit, yang diterbitkan hari Kamis (9/3/2017). Menurutnya, dia juga seperti manusia biasa pada umumnya yang pernah “merasa kosong” dan bersalah.
Ketika ditanya apakah dia pernah meragukan keberadaan Tuhan, Paus Francis mengatakan; “Saya tahu masa itu saat-saat kosong”.
”Krisis juga memberikan kesempatan untuk tumbuh, dan setiap iman yang tidak menghadapi masa krisis, tetap akan kekanak-kanakan,” ujarnya.
Paus Francis menyatakan bahwa dia tidak menganggap dirinya menjadi sosok istimewa. Dia tetap merasa menjadi orang normal dan berdosa seperti orang lain pada umumnya. ”Saya adalah orang berdosa dan saya bisa salah,” katanya.
Pemimpin Vatikan ini menolak untuk dikultuskan. ”Jika saya ideal, saya merasa diserang,” ujarnya. ”Saya tidak melihat diri saya sebagai sesuatu yang istimewa, saya orang berdosa, saya bisa salah,” imbuh Paus berusia 80 tahun ini.
Paus Francis memperingatkan bahaya dari populisme. ”Populisme adalah jahat dan berakhir buruk, seperti yang telah ditunjukkan pada abad yang lalu,” katanya.
Dia berbicara tentang pengalaman krisis iman dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Die Zeit, yang diterbitkan hari Kamis (9/3/2017). Menurutnya, dia juga seperti manusia biasa pada umumnya yang pernah “merasa kosong” dan bersalah.
Ketika ditanya apakah dia pernah meragukan keberadaan Tuhan, Paus Francis mengatakan; “Saya tahu masa itu saat-saat kosong”.
”Krisis juga memberikan kesempatan untuk tumbuh, dan setiap iman yang tidak menghadapi masa krisis, tetap akan kekanak-kanakan,” ujarnya.
Paus Francis menyatakan bahwa dia tidak menganggap dirinya menjadi sosok istimewa. Dia tetap merasa menjadi orang normal dan berdosa seperti orang lain pada umumnya. ”Saya adalah orang berdosa dan saya bisa salah,” katanya.
Pemimpin Vatikan ini menolak untuk dikultuskan. ”Jika saya ideal, saya merasa diserang,” ujarnya. ”Saya tidak melihat diri saya sebagai sesuatu yang istimewa, saya orang berdosa, saya bisa salah,” imbuh Paus berusia 80 tahun ini.
Paus Francis memperingatkan bahaya dari populisme. ”Populisme adalah jahat dan berakhir buruk, seperti yang telah ditunjukkan pada abad yang lalu,” katanya.
(mas)