Abu Sayyaf Penggal Sandera Jerman
A
A
A
MANILA - Kelompok Abu Sayyaf di Filipina memenggal sandera asal Jerman, Jurgen Kantner, yang mereka culik untuk mendapatkan uang tebusan. Melalui video yang diunggah Abu Sayyaf, tampak Kantner dibunuh oleh pria bersenjata pisau.
Video yang dimonitor grup intelijen SITE itu pun mengejutkan banyak pihak. Delegasi pemerintah Jesus Dureza mengonfirmasi kematian Kantner tersebut. “Kami berduka dan kami mengecam tindakan bar-bar pemenggalan sandera lain,” ungkap Dureza, dikutip kantor berita AFP.
“Hingga momen terakhir, banyak sektor termasuk Pasukan Bersenjata Filipina yang menggunakan segala cara untuk menyelamatkan nyawanya. Kami mencoba semua cara yang kami bisa. Tapi tidak berhasil,” papar Dureza. “Terorisme tidak memiliki tempat di negara kita. Kita harus menghadapi kekerasan setiap saat.
Pembunuhan terhadap warga tak bersalah dan lemah harus dihentikan,” imbuh Dureza. Pejabat militer di wilayah selatan Filipina menjelaskan, mereka masih belum menemukan jasad warga Jerman tersebut.
Sebelumnya diduga Kantner disandera di Pulau Jolo. Abu Sayyaf sebelumnya meminta uang tebusan USD600.000 dibayar hingga Minggu (26/2) untuk membebaskan sandera berusia 70 tahun tersebut.
Kantner diculik dari kapalnya, Rockall, di perairan Filipina selatan tahun lalu. Kapal itu ditemukan mengapung pada 7 November dengan jasad teman perempuan Kantner, Sabine Merz, yang mengalami luka tembak. Pasangan itu sebelumnya pernah diculik dan disandera selama 52 hari di Somalia pada 2008, sebelum mereka akhirnya dibebaskan. Menurut laporan, pembebasan di Somalia itu dilakukan setelah membayar uang tebusan dalam jumlah besar.
Video yang dimonitor grup intelijen SITE itu pun mengejutkan banyak pihak. Delegasi pemerintah Jesus Dureza mengonfirmasi kematian Kantner tersebut. “Kami berduka dan kami mengecam tindakan bar-bar pemenggalan sandera lain,” ungkap Dureza, dikutip kantor berita AFP.
“Hingga momen terakhir, banyak sektor termasuk Pasukan Bersenjata Filipina yang menggunakan segala cara untuk menyelamatkan nyawanya. Kami mencoba semua cara yang kami bisa. Tapi tidak berhasil,” papar Dureza. “Terorisme tidak memiliki tempat di negara kita. Kita harus menghadapi kekerasan setiap saat.
Pembunuhan terhadap warga tak bersalah dan lemah harus dihentikan,” imbuh Dureza. Pejabat militer di wilayah selatan Filipina menjelaskan, mereka masih belum menemukan jasad warga Jerman tersebut.
Sebelumnya diduga Kantner disandera di Pulau Jolo. Abu Sayyaf sebelumnya meminta uang tebusan USD600.000 dibayar hingga Minggu (26/2) untuk membebaskan sandera berusia 70 tahun tersebut.
Kantner diculik dari kapalnya, Rockall, di perairan Filipina selatan tahun lalu. Kapal itu ditemukan mengapung pada 7 November dengan jasad teman perempuan Kantner, Sabine Merz, yang mengalami luka tembak. Pasangan itu sebelumnya pernah diculik dan disandera selama 52 hari di Somalia pada 2008, sebelum mereka akhirnya dibebaskan. Menurut laporan, pembebasan di Somalia itu dilakukan setelah membayar uang tebusan dalam jumlah besar.
(esn)