Malaysia Duga Siti Aisyah Pembunuh Terlatih, Korut Tak Percaya
A
A
A
KUALA LUMPUR - Kepolisian Diraja Malaysia menduga kedua wanita yang jadi tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, 46, kakak tiri diktator Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, merupakan pembunuh terlatih. Kedua wanita itu adalah Doan Thi Huong, 28, asal Vietnam dan Siti Aisyah, 25, asal Indonesia.
Tapi, Pemerintah Korut tidak percaya dengan pernyataan Kepolisian Diraja Malaysia. Korut merasa ada yang aneh, karena polisi Malaysia belum menemukan bukti dari para tersangka meski sudah 10 hari para tersangka ditahan.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Khalid Abu Bakar dalam konferensi pers hari Rabu mengatakan Doan dan Siti mendapat perintah dari orang Korut. ”Ya, tentu saja mereka tahu,” kata Khalid ketika ditanya apakah kedua wanita tersebut menyadari rencana untuk membunuh Kim Jong-nam.
”Saya pikir Anda telah melihat videonya, kan? Wanita itu bergerak menjauh dengan tangannya ke arah kamar mandi,” ujar Khalid. ”Dia sangat menyadari bahwa itu adalah beracun dan bahwa dia harus mencuci tangannya,” lanjut dia mengacu pada Doan dan Siti.
Kedua wanita tersebut, sambung Khalid, telah dilatih untuk menghapus toksin yang tidak diketahui di wajah hanya dengan menggunakan tangan mereka.
Menurutnya, seorang warga Korut—yang diduga dalang pembunuhan Kim Jong-nam—diduga menempatkan racun di tangan Doan dan Siti sebelum pembunuhan terjadi. Selanjutnya, mereka mencuci tangannya setelah beraksi.
”Mereka menggunakan tangan kosong,” ujar Khalid. ”Kami tidak tahu apa jenis bahan kimia yang digunakan,” paparnya.
Kim Jong-nam, tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu saat ia sedang bersiap untuk naik pesawat ke Macau, China. Dalam rekaman CCTV, Siti terekam mengalihkan perhatian korban dari depan. Sedangkan Doan menyerang dari arah belakang korban dengan cairan yang diduga racun.
Namun, Pemerintah Korut melalui Kedutaan Besar-nya di Kuala Lumpur tidak percaya Kim Jong-nam tewas akibat racun. Korut juga tak percaya Siti dan Doan merupakan pembunuh terlatih untuk menargetkan Kim Jong-nam.
Korut telah meminta Malaysia membebaskan tiga tersangka, yakni Doan, Siti dan seorang warga Korut, Ri Jong-chol.
”Sudah 10 hari sejak peristiwa itu terjadi, namun polisi Malaysia belum menemukan bukti dari tersangka yang ditangkap,” kata Kedutaan Besar Korut, itu dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh seorang pejabat tak dikenal, pada hari Rabu, yang dikutip Reuters, Kamis (23/2/2017).
”Malaysia telah melakukan penyelidikan berdasarkan rekaman CCTV yang dirilis ke publik, (yang menunjukkan) bahwa tersangka perempuan telah memulas racun di wajah korban dengan tangan mereka sendiri.
”Lalu, bagaimana mungkin bahwa tersangka perempuan bisa hidup setelah insiden tersebut?,” lanjut pernyataan Kedutaan Besar Korut.
”Ini berarti bahwa cairan yang mereka pulas bukan racun dan ada penyebab lain dari kematian mendiang,” imbuh pihak kedutaan.
Tapi, Pemerintah Korut tidak percaya dengan pernyataan Kepolisian Diraja Malaysia. Korut merasa ada yang aneh, karena polisi Malaysia belum menemukan bukti dari para tersangka meski sudah 10 hari para tersangka ditahan.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Khalid Abu Bakar dalam konferensi pers hari Rabu mengatakan Doan dan Siti mendapat perintah dari orang Korut. ”Ya, tentu saja mereka tahu,” kata Khalid ketika ditanya apakah kedua wanita tersebut menyadari rencana untuk membunuh Kim Jong-nam.
”Saya pikir Anda telah melihat videonya, kan? Wanita itu bergerak menjauh dengan tangannya ke arah kamar mandi,” ujar Khalid. ”Dia sangat menyadari bahwa itu adalah beracun dan bahwa dia harus mencuci tangannya,” lanjut dia mengacu pada Doan dan Siti.
Kedua wanita tersebut, sambung Khalid, telah dilatih untuk menghapus toksin yang tidak diketahui di wajah hanya dengan menggunakan tangan mereka.
Menurutnya, seorang warga Korut—yang diduga dalang pembunuhan Kim Jong-nam—diduga menempatkan racun di tangan Doan dan Siti sebelum pembunuhan terjadi. Selanjutnya, mereka mencuci tangannya setelah beraksi.
”Mereka menggunakan tangan kosong,” ujar Khalid. ”Kami tidak tahu apa jenis bahan kimia yang digunakan,” paparnya.
Kim Jong-nam, tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu saat ia sedang bersiap untuk naik pesawat ke Macau, China. Dalam rekaman CCTV, Siti terekam mengalihkan perhatian korban dari depan. Sedangkan Doan menyerang dari arah belakang korban dengan cairan yang diduga racun.
Namun, Pemerintah Korut melalui Kedutaan Besar-nya di Kuala Lumpur tidak percaya Kim Jong-nam tewas akibat racun. Korut juga tak percaya Siti dan Doan merupakan pembunuh terlatih untuk menargetkan Kim Jong-nam.
Korut telah meminta Malaysia membebaskan tiga tersangka, yakni Doan, Siti dan seorang warga Korut, Ri Jong-chol.
”Sudah 10 hari sejak peristiwa itu terjadi, namun polisi Malaysia belum menemukan bukti dari tersangka yang ditangkap,” kata Kedutaan Besar Korut, itu dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh seorang pejabat tak dikenal, pada hari Rabu, yang dikutip Reuters, Kamis (23/2/2017).
”Malaysia telah melakukan penyelidikan berdasarkan rekaman CCTV yang dirilis ke publik, (yang menunjukkan) bahwa tersangka perempuan telah memulas racun di wajah korban dengan tangan mereka sendiri.
”Lalu, bagaimana mungkin bahwa tersangka perempuan bisa hidup setelah insiden tersebut?,” lanjut pernyataan Kedutaan Besar Korut.
”Ini berarti bahwa cairan yang mereka pulas bukan racun dan ada penyebab lain dari kematian mendiang,” imbuh pihak kedutaan.
(mas)