Seorang Tewas dan 7 Lainnya Diculik Dalam Pembajakan Kapal di Filipina
A
A
A
MANILA - Aksi pembajakan dilaporkan kembali terjadi di perairan Filipina. Kali ini yang menjadi sasaran para bajak laut adalah sebuah kapal berbendera Vietnam, MV Giang Hai, dengan 25 orang anak buah kapal (ABK) di dalammya.
Aksi pembajakan itu diketahui terjadi di dekat pulau Baguan, Laut Sulu. Penjaga Pantai Filipina dilaporkan berhasil membebaskan 17 orang ABK, sementara itu 1 ABK tewas, dan 7 lainnya dibawa lari oleh para pembajak.
Melansir Sputnik pada Selasa (21/2), mereka yang berhasil dibawa lari oleh para pembajak dikabarkan adalah ABK asal Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, Belanda, Jerman, dan juga Jepang.
Pulau Baguan yang merupakan bagian dari provinsi Tawi-Tawi, berlokasi dekat basis salah satu sempalan kelompok militan Abu Sayyaf, yang dikenal kerap melakukan pembajakan dan penculikan, serta membunuh tawanan jika tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi. Abu Sayyaf diduga telah memegang 27 sandera sebelum serangan terbaru.
Untuk mencegah pembajakan, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, pihaknya berencana untuk meminta bantuan China dan Amerika Serikat untuk membantu menjaga wilayah Sulu. Salah satu agendanya adalah dengan rutin melakukan latihan bersama di perairan tersebut.
Aksi pembajakan itu diketahui terjadi di dekat pulau Baguan, Laut Sulu. Penjaga Pantai Filipina dilaporkan berhasil membebaskan 17 orang ABK, sementara itu 1 ABK tewas, dan 7 lainnya dibawa lari oleh para pembajak.
Melansir Sputnik pada Selasa (21/2), mereka yang berhasil dibawa lari oleh para pembajak dikabarkan adalah ABK asal Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, Belanda, Jerman, dan juga Jepang.
Pulau Baguan yang merupakan bagian dari provinsi Tawi-Tawi, berlokasi dekat basis salah satu sempalan kelompok militan Abu Sayyaf, yang dikenal kerap melakukan pembajakan dan penculikan, serta membunuh tawanan jika tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi. Abu Sayyaf diduga telah memegang 27 sandera sebelum serangan terbaru.
Untuk mencegah pembajakan, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, pihaknya berencana untuk meminta bantuan China dan Amerika Serikat untuk membantu menjaga wilayah Sulu. Salah satu agendanya adalah dengan rutin melakukan latihan bersama di perairan tersebut.
(esn)