Gereja: Perang Anti Narkoba Duterte Ciptakan Rezim Teror
A
A
A
MANILA - Gereja Katolik Filipina mengecam perang melawan narkoba yang dicanangkan Presiden Rodrigo Duterte. Pihak gereja mengatakan perang melawan narkoba ala Duterte dilakukan untuk menciptakan rezim teror.
Konferensi Waligereja Filipina mengatakan bahwa membunuh orang bukan jawaban atas perdagangan obat-obatan terlarang. Pernyataan ini adalah pernyataan yang bernada paling keras atas tindakan kekerasan terhadap obat bius dan penggunanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (6/2/2017).
Gereja mengatakan, dalam surat pastoral yang dibacakan dalam khotbah pada hari Minggu, perang melawan narkoba telah menggangu. Perang tersebut telah membuat banyak orang tidak peduli tentang pertumpahan darah, atau bahkan mengakui hal itu.
"Penyebab yang lebih besar dari perhatian kami adalah ketidakpedulian banyak orang bahwa hal semacam ini adalah salah. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang normal, dan, bahkan lebih buruh, sesuatu yang menurut mereka memang perlu dilakukan," kata Uskup dalam surat tersebut.
"Hal lain yang menjadi perhatian adalah rezim teror di sejumlah tempat miskin. Banyak dari mereka yang tewas bukan karena narkoba. Mereka yang melakukan pembunuhan pun tidak dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan tersebut.
Konferensi Waligereja Filipina mengatakan bahwa membunuh orang bukan jawaban atas perdagangan obat-obatan terlarang. Pernyataan ini adalah pernyataan yang bernada paling keras atas tindakan kekerasan terhadap obat bius dan penggunanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (6/2/2017).
Gereja mengatakan, dalam surat pastoral yang dibacakan dalam khotbah pada hari Minggu, perang melawan narkoba telah menggangu. Perang tersebut telah membuat banyak orang tidak peduli tentang pertumpahan darah, atau bahkan mengakui hal itu.
"Penyebab yang lebih besar dari perhatian kami adalah ketidakpedulian banyak orang bahwa hal semacam ini adalah salah. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang normal, dan, bahkan lebih buruh, sesuatu yang menurut mereka memang perlu dilakukan," kata Uskup dalam surat tersebut.
"Hal lain yang menjadi perhatian adalah rezim teror di sejumlah tempat miskin. Banyak dari mereka yang tewas bukan karena narkoba. Mereka yang melakukan pembunuhan pun tidak dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan tersebut.
(ian)