Sekjen PBB Kutuk Larangan Diskriminatif Trump

Kamis, 02 Februari 2017 - 02:02 WIB
Sekjen PBB Kutuk Larangan...
Sekjen PBB Kutuk Larangan Diskriminatif Trump
A A A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB yang baru, Antonio Guterres, merespon larangan pengungsi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia mengatakan bahwa kebijakan perbatasan berdasarkan agama, suku, atau ras telah melawan prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai masyarakat.

Guterres tidak menyebutkan AS atau Donald Trump dalam keterangan tertulisnya. Namun, ia langsung merujuk pada perdebatan politik, hukum, dan moral yang dipicu oleh kebijakan eksekutif agar menangguhkan masuknya pengungsi dan warga negara dari tujuh negara mayoritas Muslim.

Guterres juga secara implisit mengkritik negara-negara Barat lainnya yang semakin menutup pintu terhadap pengungsi yang mencari tempat tinggal yang aman di seluruh dunia. Ia juga membandingkan mereka dengan negara-negara miskin yang menjadi tuan rumah luar biasa bagi sebagian besar dari mereka.

"Negara memiliki hak, bahkan kewajiban, untuk bertanggung jawab mengelola perbatasan mereka untuk menghindari infiltrasi oleh anggota organisasi teroris," kata Guterres seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (2/2/2017).

"Tapi ini tidak dapat didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi yang terkait dengan agama, etnis atau kewarganegaraan karena melawan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang masyarakat kita anut," imbuhnya.

Ia menambahkan dua keberatan praktis lainnya yang telah menjadi inti dari banyak kritik dari perintah eksekutif Trump, dengan alasan bahwa itu adalah kebijakan keamanan nasional yang buruk. "Larangan seperti itu memicu kecemasan yang meluas dan kemarahan yang dapat memfasilitasi propaganda organisasi teroris yang kita semua ingin lawan," katanya.

"Langkah-langkah buta, tidak didasarkan pada informasi intelijen yang padat, cenderung tidak efektif karena mereka mengambil risiko yang hari ini mudah dilewati oleh kecanggihan gerakan teroris global," pungkasnya.
(ian)
Berita Terkait
Donald Trump Perintahkan...
Donald Trump Perintahkan Status Khusus Hong Kong Dihapus
Trump Satu-satunya Presiden...
Trump Satu-satunya Presiden yang Akan Berpidato di Sidang Majelis Umum PBB
Persidangan Pidana Donald...
Persidangan Pidana Donald Trump atas Tuduhan Pemalsuan Catatan Bisnis di New York
Rumah Donald Trump di...
Rumah Donald Trump di Florida Digerebek FBI Diduga terkait Dokumen Rahasia
Presiden AS Trump Hadiri...
Presiden AS Trump Hadiri Perayaan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington
Kantor HAM PBB: Trump...
Kantor HAM PBB: Trump Harus Hentikan Bahasa yang 'Sangat Berbahaya'
Berita Terkini
Kocak, Pria Ini Gunakan...
Kocak, Pria Ini Gunakan Pengacara AI yang Membuat Hakim Bingung dan Marah
43 menit yang lalu
Terungkap, CIA Diam-diam...
Terungkap, CIA Diam-diam Memburu Hitler selama 1 Dekade di Amerika Selatan
1 jam yang lalu
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek KAAN, Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
2 jam yang lalu
Dari 30 Negara, Hanya...
Dari 30 Negara, Hanya 6 Sekutu NATO yang Bersedia Kerahkan Tentara ke Ukraina
2 jam yang lalu
Zelensky Tuding 155...
Zelensky Tuding 155 Tentara China Ikut Berperang di Ukraina, Rusia: Beijing Tetap Seimbang
5 jam yang lalu
Siapa Aleksey Zubritsky?...
Siapa Aleksey Zubritsky? Kosmonot Rusia yang Jadi Buronan Ukraina karena Menolak Wajib Militer dan Dituduh Berkhianat
6 jam yang lalu
Infografis
3 Efek Tarif Impor Donald...
3 Efek Tarif Impor Donald Trump Terhadap Harga Emas Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved