Rusia: Ide Ukraina Bangun Tembok Perbatasan, Lelucon dan Bodoh
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y Galuzin mengatakan rencana Ukraina untuk membangun tembok di perbatasan Ukraina dan Rusia adalah lelucon dan ide bodoh. Kiev berencana membangun tembok pemisah sepanjang 400 Km di wilayah Donbas, yang berbatasan dengan Rusia.
Menurut laporan sejumlah media Ukraina, rencana pembangunan tembok itu terinpirasi oleh rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan membangun tembok perbatasan AS dan Meksiko.
"Kami rasa wacana pembangunan tembok adalah sebuah lelucon, ide yang bodoh. Rusia dan Ukraina itu memiliki kebudayaan yang sama, dengan hubungan antara manusia yang kuat. Ada 4 juta warga Ukraina bekerja di Rusia, mereka kirim uang ke keluarga mereka di Ukraina," ucap Galuzin.
"Jika Ukraina ingin bangun tembok di perbatasan, ini berarti Ukraina tidak ingin warga mereka yang bekerja di Rusia kembali ke rumah," katanya, pada Selasa (31/1/2017).
Galuzin melanjutkan, masalah utama di Ukraina adalah pemerintahnya tidak bisa mencari ide untuk membantu masyarakatnya sendiri. Kiev, lanjut dia, kemudian menyuarakan Rusiaphobia. Diplomat Rusia ini menyebut kebijakan "tembok perbatasan" oleh Ukraina sebagai kebijakan yang tidak bertanggung jawab.
"Rusia bukan hanya tetangga Ukraina, tapi kedua negara terhubung oleh banyak perjanjian dan kesepakatan, dan kalau ini dipotong karena ada tembok pembatas, maka kedua kubu akan merugi," ujarnya.
"Jika ukraina bisa alokasikan dana buat bangun tembok, itu berarti Ukriana akan mengeluarkan uang yang tidak sesuai dengan keinginan wajib pajak, itu hanya buang-buang uang," imbuh Galuzin.
Menurut laporan sejumlah media Ukraina, rencana pembangunan tembok itu terinpirasi oleh rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan membangun tembok perbatasan AS dan Meksiko.
"Kami rasa wacana pembangunan tembok adalah sebuah lelucon, ide yang bodoh. Rusia dan Ukraina itu memiliki kebudayaan yang sama, dengan hubungan antara manusia yang kuat. Ada 4 juta warga Ukraina bekerja di Rusia, mereka kirim uang ke keluarga mereka di Ukraina," ucap Galuzin.
"Jika Ukraina ingin bangun tembok di perbatasan, ini berarti Ukraina tidak ingin warga mereka yang bekerja di Rusia kembali ke rumah," katanya, pada Selasa (31/1/2017).
Galuzin melanjutkan, masalah utama di Ukraina adalah pemerintahnya tidak bisa mencari ide untuk membantu masyarakatnya sendiri. Kiev, lanjut dia, kemudian menyuarakan Rusiaphobia. Diplomat Rusia ini menyebut kebijakan "tembok perbatasan" oleh Ukraina sebagai kebijakan yang tidak bertanggung jawab.
"Rusia bukan hanya tetangga Ukraina, tapi kedua negara terhubung oleh banyak perjanjian dan kesepakatan, dan kalau ini dipotong karena ada tembok pembatas, maka kedua kubu akan merugi," ujarnya.
"Jika ukraina bisa alokasikan dana buat bangun tembok, itu berarti Ukriana akan mengeluarkan uang yang tidak sesuai dengan keinginan wajib pajak, itu hanya buang-buang uang," imbuh Galuzin.
(mas)