Pemberontak Suriah Bersatu Perangi Kelompok Teroris
A
A
A
DAMASKUS - Kelompok pemberontak Islam Suriah, Ahrar al-Sham, dan enam faksi pemberontak lainnya memutuskan untuk bersatu. Mereka bersatu untuk menangkal serangan kelompok teroris di barat laut Suriah.
Kelompok teroris, Jabhat Fateh al-Sham, telah menyerang kelompok Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di sebelah barat Aleppo. Kelompok yang sebelumnya di kenal dengan nama Front al-Nusra itu menuduh FSA telah bersekongkol melawan mereka dalam pembicaraan perdamaian di Kazakhstan pada pekan ini.
Kelompok pemberontak Ahrar al-Sham, yang berpihak kepada FSA, mengatakan kelompok teroris itu telah menolak upaya mediasia. Ahrar lantas mengatakan bahwa setiap serangan terhadap anggotanya sama saja dengan deklarasi perang dan tidak akan ragu untuk menghadapinya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/1/2017).
Faksi pemberontak Alwiyat Suqour al-Sham, Fastaqim, Jaish al-Islam cabang Idlib, Jaish al-Mujahidin dan al-Jabha al-Shamiya cabang barat Aleppo mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka telah bergabung dengan Ahrar al-Sham.
Pernyataan Ahrar al-Sham juga menyebutkan kelompok keenam, Brigade Sham Revolusioner, dan "brigade lainnya" telah bergabung bersama mereka berlima.
Ahrar al-Sham dianggap sebagai kelompok teroris oleh Moskow dan tidak menghadiri pembicaraan damai Astana yang didukung Rusia. Tapi kelompok itu mengatakan akan mendukung faksi FSA yang ambil bagian jika mereka bisa menjamin hasil yang menguntungkan bagi oposisi.
Jabhat Fateh al-Sham telah dipandang sebagai kelompok teroris oleh dunia internasional. Kelompok ini pun telah dikeluarkan dari semua upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik Suriah, termasuk gencatan senjata baru-baru ini yang ditengahi oleh Rusia dan Turki. Sejak tahun lalu, kelompok ini telah menjadi target serentetan serangan udara oleh Amerika Serikat (AS).
Kelompok teroris, Jabhat Fateh al-Sham, telah menyerang kelompok Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di sebelah barat Aleppo. Kelompok yang sebelumnya di kenal dengan nama Front al-Nusra itu menuduh FSA telah bersekongkol melawan mereka dalam pembicaraan perdamaian di Kazakhstan pada pekan ini.
Kelompok pemberontak Ahrar al-Sham, yang berpihak kepada FSA, mengatakan kelompok teroris itu telah menolak upaya mediasia. Ahrar lantas mengatakan bahwa setiap serangan terhadap anggotanya sama saja dengan deklarasi perang dan tidak akan ragu untuk menghadapinya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/1/2017).
Faksi pemberontak Alwiyat Suqour al-Sham, Fastaqim, Jaish al-Islam cabang Idlib, Jaish al-Mujahidin dan al-Jabha al-Shamiya cabang barat Aleppo mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka telah bergabung dengan Ahrar al-Sham.
Pernyataan Ahrar al-Sham juga menyebutkan kelompok keenam, Brigade Sham Revolusioner, dan "brigade lainnya" telah bergabung bersama mereka berlima.
Ahrar al-Sham dianggap sebagai kelompok teroris oleh Moskow dan tidak menghadiri pembicaraan damai Astana yang didukung Rusia. Tapi kelompok itu mengatakan akan mendukung faksi FSA yang ambil bagian jika mereka bisa menjamin hasil yang menguntungkan bagi oposisi.
Jabhat Fateh al-Sham telah dipandang sebagai kelompok teroris oleh dunia internasional. Kelompok ini pun telah dikeluarkan dari semua upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik Suriah, termasuk gencatan senjata baru-baru ini yang ditengahi oleh Rusia dan Turki. Sejak tahun lalu, kelompok ini telah menjadi target serentetan serangan udara oleh Amerika Serikat (AS).
(ian)