Imam Masjid New York: Lawan Hoax, Harus Lebih Sering Tabayyun
A
A
A
JAKARTA - Imam Islamic Center of New York, sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center di New York, Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali mengatakan, tabayyun atau konfirmasi kebenaran harus digalakkan untuk menghalau berita bohong atau hoax.
Fenomena berita hoax saat ini tengah menjamur, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di AS. Berita hoax di AS banyak beredar saat masa kampanye pemilihan Presiden tahun lalu. Sedangkan di Indonesia, hoax kian ramai sejak akhir tahun lalu.
"Secara agama, sudah jelas kita harus mengonfirmasi terlebih dahulu kebenaran suatu berita," kata Ali saat berbicara dalam diskusi mengenai masa depan Islam dan keberagaman di era pemerintahan Donald Trump yang digelar di Pusat Kebudayaan AS di Jakarta, Rabu (25/1).
Pernyataan tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Ahmad Jamil, seorang tokoh Muslim dari Pesantren Daarul Quran, yang turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Dia mengatakan, Indonesia harus lebih teliti dalam menyampaikan sebuah informasi yang beredar.
"Di era medsos, jika mendapat broadcast, hendaknya jangan langsung dishare begitu saja. Harus tabayyun terlebih dahulu. Ingat efeknya. Kalau orang terpengaruh berita hoax dan berbuat buruk, nanti kita ikut mendapat keburukannya," ujar Ahmad.
Fenomena berita hoax saat ini tengah menjamur, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di AS. Berita hoax di AS banyak beredar saat masa kampanye pemilihan Presiden tahun lalu. Sedangkan di Indonesia, hoax kian ramai sejak akhir tahun lalu.
"Secara agama, sudah jelas kita harus mengonfirmasi terlebih dahulu kebenaran suatu berita," kata Ali saat berbicara dalam diskusi mengenai masa depan Islam dan keberagaman di era pemerintahan Donald Trump yang digelar di Pusat Kebudayaan AS di Jakarta, Rabu (25/1).
Pernyataan tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Ahmad Jamil, seorang tokoh Muslim dari Pesantren Daarul Quran, yang turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Dia mengatakan, Indonesia harus lebih teliti dalam menyampaikan sebuah informasi yang beredar.
"Di era medsos, jika mendapat broadcast, hendaknya jangan langsung dishare begitu saja. Harus tabayyun terlebih dahulu. Ingat efeknya. Kalau orang terpengaruh berita hoax dan berbuat buruk, nanti kita ikut mendapat keburukannya," ujar Ahmad.
(esn)