Surat Menyentuh Gadis Twitter Aleppo untuk Presiden Trump
A
A
A
ANKARA - Bana Alabed, 7, gadis cilik Aleppo yang dijuluki “gadis Twitter” dan sempat jadi berita utama di seluruh dunia telah menulis surat untuk Presiden baru Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Alabed bersedia menjadi teman baru Trump, asalkan presiden AS itu menyelamatkan semua anak-anak Suriah.
Alabed dijuluki “gadis Twitter” Aleppo karena rajin menginformasikan penderitaan rakyat Suriah—khususnya Aleppo—melalui Twitter. Operasional akun Twitter Alabed @AlabedBana yang memiliki ratusan ribu follower dibantu oleh ibunya, Fatemah Alabed, yang seorang guru bahasa Inggris di Aleppo.
Gadis cilik itu beserta keluarganya telah dievakuasi dari Aleppo pada Desember 2016 lalu. Alabed sempat jadi tamu istimewa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana gadis itu disambut dengan pelukan oleh Erdogan saat berkunjung ke Istana Kepresidenan Turki.
Melalui surat, Alabed meminta bantuan Trump untuk menyelamatkan seluruh anak Suriah dari bahaya perang.
“Saya sangat sedih. Tidak ada yang membantu anak-anak Suriah. Please, please, please evakuasi semua mereka keluar dari perang,” bunyi tweet Alabed.
Fatemah mengatakan putrinya menulis surat kepada Presiden Trump sehari sebelum pelantikannya di Gedung Putih.”Dia telah melihat Trump berkali-kali di televisi,” kata Fatemah, seperti dikutip IB Times, Rabu (25/1/2017).
Wilayah Aleppo timur sempat jadi medan perang berbahaya saat hendak direbut oleh pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rezim Assad dibantu pasukan Rusia dalam operasi militernya. AS di era pemerintahan Barack Obama mengecam operasi militer yang dilakukan Suriah dan Rusia di Aleppo.
Berikut terjemahan surat Bana Alabed untuk Presiden AS Donald Trump:
Dear Donald Trump,
Nama saya Bana Alabed dan saya seorang gadis Suriah berusia tujuh tahun dari Aleppo.
Saya tinggal di Suriah sepanjang hidup saya sebelum saya meninggalkan Aleppo Timur yang dikepung, pada Desember tahun lalu. Saya adalah bagian dari anak-anak Suriah yang menderita (akibat) perang Suriah.
Tapi sekarang, saya memiliki kedamaian di rumah baru saya di Turki. Di Aleppo, saya masih sekolah tetapi (sekolah) dihancurkan karena pengeboman.
Beberapa teman saya meninggal.
Saya sangat sedih tentang mereka dan berharap mereka dengan saya, karena kami akan bermain bersama. Saya tidak bisa bermain di Aleppo, itu kota mati.
Sekarang di Turki, saya bisa pergi keluar dan menikmati (suasana). Saya bisa pergi ke sekolah meskipun, belum. Itulah sebabnya perdamaian penting bagi semua orang termasuk Anda.
Namun, jutaan anak-anak Suriah tidak seperti saya sekarang dan menderita di berbagai belahan Suriah. Mereka menderita karena orang dewasa.
Saya tahu Anda akan menjadi presiden Amerika, sehingga bisakah membantu menyelamatkan anak-anak dan orang-orang Suriah? Anda harus melakukan sesuatu untuk anak-anak dari Suriah karena mereka seperti anak-anak Anda dan layak menikmati perdamaian seperti Anda.
Jika Anda berjanji Anda akan melakukan sesuatu untuk anak-anak dari Suriah, saya jad teman baru Anda.
Saya melihat ke depan untuk apa yang akan Anda lakukan untuk anak Suriah.
Alabed dijuluki “gadis Twitter” Aleppo karena rajin menginformasikan penderitaan rakyat Suriah—khususnya Aleppo—melalui Twitter. Operasional akun Twitter Alabed @AlabedBana yang memiliki ratusan ribu follower dibantu oleh ibunya, Fatemah Alabed, yang seorang guru bahasa Inggris di Aleppo.
Gadis cilik itu beserta keluarganya telah dievakuasi dari Aleppo pada Desember 2016 lalu. Alabed sempat jadi tamu istimewa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana gadis itu disambut dengan pelukan oleh Erdogan saat berkunjung ke Istana Kepresidenan Turki.
Melalui surat, Alabed meminta bantuan Trump untuk menyelamatkan seluruh anak Suriah dari bahaya perang.
“Saya sangat sedih. Tidak ada yang membantu anak-anak Suriah. Please, please, please evakuasi semua mereka keluar dari perang,” bunyi tweet Alabed.
Fatemah mengatakan putrinya menulis surat kepada Presiden Trump sehari sebelum pelantikannya di Gedung Putih.”Dia telah melihat Trump berkali-kali di televisi,” kata Fatemah, seperti dikutip IB Times, Rabu (25/1/2017).
Wilayah Aleppo timur sempat jadi medan perang berbahaya saat hendak direbut oleh pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rezim Assad dibantu pasukan Rusia dalam operasi militernya. AS di era pemerintahan Barack Obama mengecam operasi militer yang dilakukan Suriah dan Rusia di Aleppo.
Berikut terjemahan surat Bana Alabed untuk Presiden AS Donald Trump:
Dear Donald Trump,
Nama saya Bana Alabed dan saya seorang gadis Suriah berusia tujuh tahun dari Aleppo.
Saya tinggal di Suriah sepanjang hidup saya sebelum saya meninggalkan Aleppo Timur yang dikepung, pada Desember tahun lalu. Saya adalah bagian dari anak-anak Suriah yang menderita (akibat) perang Suriah.
Tapi sekarang, saya memiliki kedamaian di rumah baru saya di Turki. Di Aleppo, saya masih sekolah tetapi (sekolah) dihancurkan karena pengeboman.
Beberapa teman saya meninggal.
Saya sangat sedih tentang mereka dan berharap mereka dengan saya, karena kami akan bermain bersama. Saya tidak bisa bermain di Aleppo, itu kota mati.
Sekarang di Turki, saya bisa pergi keluar dan menikmati (suasana). Saya bisa pergi ke sekolah meskipun, belum. Itulah sebabnya perdamaian penting bagi semua orang termasuk Anda.
Namun, jutaan anak-anak Suriah tidak seperti saya sekarang dan menderita di berbagai belahan Suriah. Mereka menderita karena orang dewasa.
Saya tahu Anda akan menjadi presiden Amerika, sehingga bisakah membantu menyelamatkan anak-anak dan orang-orang Suriah? Anda harus melakukan sesuatu untuk anak-anak dari Suriah karena mereka seperti anak-anak Anda dan layak menikmati perdamaian seperti Anda.
Jika Anda berjanji Anda akan melakukan sesuatu untuk anak-anak dari Suriah, saya jad teman baru Anda.
Saya melihat ke depan untuk apa yang akan Anda lakukan untuk anak Suriah.
(mas)