Sudan: Pencabutan Sanksi Kado Indah di Hari Kemerdekaan
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abdurahman Alrahim al-Sidig menyatakan, pencabutan sanksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) adalah kado indah di perayaan hari kemederkaan mereka. AS resmi mencabut sanksi atas Sudan pada Jumat pekan lalu.
"Sudan siap untuk kembali bekerja sama dengan negara lain. Pencabutan sanksi ekonomi ini bisa dibilang sebagai kado menjelang hari kemerdekaan Sudan pada pekan depan," ucap Siddig.
"Ini adalah pembuka jalan yang positif, yang diterima Sudan dan akan membangun Sudan lebih kuat lagi ke depannya," sambungnya, kala melakukan jumpa wartawan di kantor Kedutaan Sudan di Jakarta pada Kamis (19/1).
Menteri Luar Negeri Sudan, Ibrahim Ghandour sebelumnya mengatakan, pencabutan sanksi yang dilakukan oleh AS adalah hasil dari pembicaraan rahasia yang dilakukan oleh Sudan dan AS sejak tahun lalu. Pencabutan sanksi itu ditujukan untuk memperkuat upaya melawan terorisme.
"Kami mengadakan 23 pertemuan di Khartoum, jauh dari mata media sejak Juni 2016 yang berlangsung selama enam bulan. Pertemuan itu berakhir pada tanggal 13 Desember lalu," kata Ghandour.
"Sudan siap untuk kembali bekerja sama dengan negara lain. Pencabutan sanksi ekonomi ini bisa dibilang sebagai kado menjelang hari kemerdekaan Sudan pada pekan depan," ucap Siddig.
"Ini adalah pembuka jalan yang positif, yang diterima Sudan dan akan membangun Sudan lebih kuat lagi ke depannya," sambungnya, kala melakukan jumpa wartawan di kantor Kedutaan Sudan di Jakarta pada Kamis (19/1).
Menteri Luar Negeri Sudan, Ibrahim Ghandour sebelumnya mengatakan, pencabutan sanksi yang dilakukan oleh AS adalah hasil dari pembicaraan rahasia yang dilakukan oleh Sudan dan AS sejak tahun lalu. Pencabutan sanksi itu ditujukan untuk memperkuat upaya melawan terorisme.
"Kami mengadakan 23 pertemuan di Khartoum, jauh dari mata media sejak Juni 2016 yang berlangsung selama enam bulan. Pertemuan itu berakhir pada tanggal 13 Desember lalu," kata Ghandour.
(esn)