Abe Mulai Lawatan Asia Pasifik
A
A
A
MANILA - Di tengah ketidakpastian politik, keamanan, dan ekonomi dunia, Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe membuka awal 2017 dengan lawatan ke negara-negara Asia-Pasifik, termasuk Filipina dan Indonesia.
Saat ini hampir seluruh negara di dunia menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah baru Amerika Serikat (AS) dan hasil pemilihan umum (pemilu) di beberapa negara Eropa. Apalagi, Presiden AS terpilih Donald Trump selama kampanye cenderung mendorong kebijakan untuk memprioritaskan kepentingan nasional. Sebagai mitra dekat AS, Jepang tentu akan terkena dampak berbagai kebijakan baru AS.
Dengan kekhawatiran itu, Abe memilih melawat ke Filipina, Australia, Indonesia, dan Vietnam. Selama kunjungannya ke negara-negara Asia-Pasifik, PM terlama di Jepang tersebut diperkirakan membahas kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan terorisme. Salah satu topik yang akan dibahas ialah pakta perdagangan bebas multilateral baru karena masa depan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) di ambang kepincangan.
Abe juga akan berbagi perhatian mengenai pembangunan fasilitas militer China di wilayah sengketa Laut China Selatan yang kaya sumber energi minyak dan gas bumi. Seperti dilansir kantor berita Reuters, Abe sudah berangkat dari Jepang dan menginjakkan kaki di Filipina kemarin. Kunjungan kenegaraan selama dua hari itu yang ketiga bagi Abe. Sebelumnya dia mengunjungi Filipina dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada 2015 dan 2013.
Saat tiba di Manila, Abe langsung menuju Istana Kepresidenan Filipina untuk bertemu Presiden Rodrigo Duterte. Dia juga dijadwalkan melakukan kunjungan ke kota kelahiran Duterte, Davao, dan bertamu ke rumahnya hari ini. ”Saya merasa terhormat. Saya berkomitmen meningkatkan hubungan dua negara menjadi lebih tinggi,” ujar Abe.
Abe juga membawa delegasi lebih dari 20 perusahaan Jepang. Mereka akan dipertemukan dengan para pebisnis lokal di Davao yang mengharapkan kerja sama di bidang konstruksi dan agrobisnis. Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Filipina, terutama di sektor elektronik, automotif, dan layanan keuangan. Hubungan dua negara telah terpelihara lama.
Duterte dengan gembira mengunjungi Tokyo, Jepang, pada Oktober lalu. Meski demikian, sikap Filipina terhadap AS tidak berubah. Manila cenderung menjauhi AS saat ini dan memilih mendekati China. Kendati demikian, para ahli menilai persaingan penanaman modal di pasar Filipina akan tetap berlangsung secara adil. Konsultan kepresidenan Filipina untuk kewirausahaan, Jose Ma Concepcion, juga mengatakan ekspansi bisnis China di Filipina tidak akan berpengaruh terhadap kepentingan Jepang sebab potensi ekonomi di Filipina sangat besar.
”China juga masih punya peluang. Lebih banyak negara yang membantu, lebih baik,” kata Concepcion. Pejabat senior Jepang mengatakan, kunjungan Abe menuju Asia-Pasifik untuk memperkuat kerja sama dan koordinasi. ”Jepang berharap dapat memenuhi peran kepemimpinan dalam mempromosikan koordinasi dengan negaranegara Asia-Pasifik di tengah ketidakpastian politik, keamanan, dan ekonomi,” katanya, dikutip Japan Today .
Setelah mengunjungi Filipina, Abe akan pergi ke Australia. Dia akan membahas koordinasi dan kerja sama keamanan bersama PM Australia Malcolm Turnbull. Kemudian, Abe akan menyeberang ke Indonesia pada 15 Januari dan bertemu Presiden Joko Widodo untuk mendiskusikan kerja sama keamanan maritim dan pembangunan ekonomi.
Di Vietnam, Abe akan bertemu PM Nguyen Xuan Phuc, Presiden Tran dai Quang, dan pejabat tinggi lain untuk memperkuat hubungan bilateral. Abe diperkirakan menawarkan kapal patroli untuk membantu memperkuat kapabilitas Vietnam dalam menjaga wilayah maritim. Dia akan kembali pulang ke Jepang pada 17 Januari.
Saat ini hampir seluruh negara di dunia menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah baru Amerika Serikat (AS) dan hasil pemilihan umum (pemilu) di beberapa negara Eropa. Apalagi, Presiden AS terpilih Donald Trump selama kampanye cenderung mendorong kebijakan untuk memprioritaskan kepentingan nasional. Sebagai mitra dekat AS, Jepang tentu akan terkena dampak berbagai kebijakan baru AS.
Dengan kekhawatiran itu, Abe memilih melawat ke Filipina, Australia, Indonesia, dan Vietnam. Selama kunjungannya ke negara-negara Asia-Pasifik, PM terlama di Jepang tersebut diperkirakan membahas kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan terorisme. Salah satu topik yang akan dibahas ialah pakta perdagangan bebas multilateral baru karena masa depan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) di ambang kepincangan.
Abe juga akan berbagi perhatian mengenai pembangunan fasilitas militer China di wilayah sengketa Laut China Selatan yang kaya sumber energi minyak dan gas bumi. Seperti dilansir kantor berita Reuters, Abe sudah berangkat dari Jepang dan menginjakkan kaki di Filipina kemarin. Kunjungan kenegaraan selama dua hari itu yang ketiga bagi Abe. Sebelumnya dia mengunjungi Filipina dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada 2015 dan 2013.
Saat tiba di Manila, Abe langsung menuju Istana Kepresidenan Filipina untuk bertemu Presiden Rodrigo Duterte. Dia juga dijadwalkan melakukan kunjungan ke kota kelahiran Duterte, Davao, dan bertamu ke rumahnya hari ini. ”Saya merasa terhormat. Saya berkomitmen meningkatkan hubungan dua negara menjadi lebih tinggi,” ujar Abe.
Abe juga membawa delegasi lebih dari 20 perusahaan Jepang. Mereka akan dipertemukan dengan para pebisnis lokal di Davao yang mengharapkan kerja sama di bidang konstruksi dan agrobisnis. Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Filipina, terutama di sektor elektronik, automotif, dan layanan keuangan. Hubungan dua negara telah terpelihara lama.
Duterte dengan gembira mengunjungi Tokyo, Jepang, pada Oktober lalu. Meski demikian, sikap Filipina terhadap AS tidak berubah. Manila cenderung menjauhi AS saat ini dan memilih mendekati China. Kendati demikian, para ahli menilai persaingan penanaman modal di pasar Filipina akan tetap berlangsung secara adil. Konsultan kepresidenan Filipina untuk kewirausahaan, Jose Ma Concepcion, juga mengatakan ekspansi bisnis China di Filipina tidak akan berpengaruh terhadap kepentingan Jepang sebab potensi ekonomi di Filipina sangat besar.
”China juga masih punya peluang. Lebih banyak negara yang membantu, lebih baik,” kata Concepcion. Pejabat senior Jepang mengatakan, kunjungan Abe menuju Asia-Pasifik untuk memperkuat kerja sama dan koordinasi. ”Jepang berharap dapat memenuhi peran kepemimpinan dalam mempromosikan koordinasi dengan negaranegara Asia-Pasifik di tengah ketidakpastian politik, keamanan, dan ekonomi,” katanya, dikutip Japan Today .
Setelah mengunjungi Filipina, Abe akan pergi ke Australia. Dia akan membahas koordinasi dan kerja sama keamanan bersama PM Australia Malcolm Turnbull. Kemudian, Abe akan menyeberang ke Indonesia pada 15 Januari dan bertemu Presiden Joko Widodo untuk mendiskusikan kerja sama keamanan maritim dan pembangunan ekonomi.
Di Vietnam, Abe akan bertemu PM Nguyen Xuan Phuc, Presiden Tran dai Quang, dan pejabat tinggi lain untuk memperkuat hubungan bilateral. Abe diperkirakan menawarkan kapal patroli untuk membantu memperkuat kapabilitas Vietnam dalam menjaga wilayah maritim. Dia akan kembali pulang ke Jepang pada 17 Januari.
(esn)