KBRI Ankara Coba Verifikasi Paspor yang Ditemukan Aparat Turki
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia menuturkan, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ankara, Turki sudah menawarkan bantuan kepada otoritas Turki untuk memverifikasi pasport yang ditemukan oleh aparat Turki. Paspor itu ditemukan saat aparat Turki menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam penembakan di Istanbul.
Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) kemlu, Lalu Muhammad Iqbal menuturkan, pihak KBRI menduga paspor itu adalah paspor yang dibuang oleh WNI yang hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
"KBRI sudah menawarkan untuk memverfikasi. Kalau memang benar ada paspor itu, KBRI akan memverfikasi, apakah itu termasuk paspor yang dibuang oleh mereka yang mau pergi ke Suriah. Karena, banyak yang ingin ke Suriah dan membuang paspornya," kata Iqbal pada Kamis (12/1)."Banyak yang kita pulangkan dari Turki itu tidak punya paspor. Saat ditangkap mereka tidak memegang paspor. Mereka buang paspornya, karena mereka ingin masuk ke Raqqa, ke wilayah ISIS, untuk menghilangkan jejaknya. Apakah itu memang bagian itu, karena kita punya nama-namanya, jadi kita mau coba bantu verifikasi," sambungnya.
Iqbal menambahkan, menurut informasi yang dia terima dari otoritas Turki tidak ada satupun warga negara Indonesia (WNI) yang turut ditangkap, atau berada di lokasi.
Menurut laporan media di Turki, setidaknya terdapat 4 buah paspor Indonesia yang ditemukan. Namun, pihak kemlu RI menyatakan berdasarkan informasi yang mereka dapat dari otoritas Turki, hanya ada 2 buah paspor Indonesia yang ditemukan saat penangkapan itu terjadi.
Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) kemlu, Lalu Muhammad Iqbal menuturkan, pihak KBRI menduga paspor itu adalah paspor yang dibuang oleh WNI yang hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
"KBRI sudah menawarkan untuk memverfikasi. Kalau memang benar ada paspor itu, KBRI akan memverfikasi, apakah itu termasuk paspor yang dibuang oleh mereka yang mau pergi ke Suriah. Karena, banyak yang ingin ke Suriah dan membuang paspornya," kata Iqbal pada Kamis (12/1)."Banyak yang kita pulangkan dari Turki itu tidak punya paspor. Saat ditangkap mereka tidak memegang paspor. Mereka buang paspornya, karena mereka ingin masuk ke Raqqa, ke wilayah ISIS, untuk menghilangkan jejaknya. Apakah itu memang bagian itu, karena kita punya nama-namanya, jadi kita mau coba bantu verifikasi," sambungnya.
Iqbal menambahkan, menurut informasi yang dia terima dari otoritas Turki tidak ada satupun warga negara Indonesia (WNI) yang turut ditangkap, atau berada di lokasi.
Menurut laporan media di Turki, setidaknya terdapat 4 buah paspor Indonesia yang ditemukan. Namun, pihak kemlu RI menyatakan berdasarkan informasi yang mereka dapat dari otoritas Turki, hanya ada 2 buah paspor Indonesia yang ditemukan saat penangkapan itu terjadi.
(esn)