Duterte Salahkan Tuhan atas Kebiasaan Berbahasa Kotor
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak disalahkan atas kebiasaannya mengumpat dengan “bahasa kotor”. Dia menyalahkan Tuhan, dengan alasan mulutnya yang mengumbar kata-kata kotor merupakan ciptaan Tuhan.
Duterte terkenal dengan umpatan-umpatan kotor terhadap para pemimpin dunia yang mengkritik perang narkoba di Filipina. Dia pernah mengumpat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dengan menyebutnya “anak pelacur”. Sekjen PBB juga pernah diumpat Duterte dengan sebutan “bodoh”.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Obama ditanya apakah dia perlu mengubah gaya berbicaranya karena menuai kontroversi. Duterte menjawab; ”Dengar, saya menjabat sebagai jaksa selama 10 tahun saya bertahan 40 tahun di politik dan saya tidak mengalami kekalahan apapun, mulai dari wakil walikota hingga ke Malacanang (jadi presiden). Mengapa saya harus berubah?,” katanya dalam wawancara dengan ABS-CBN, yang dikutip Jumat (30/12/2016).
“Perubahan adalah untuk yang korup. Jangan menyertakan saya. Mengapa saya harus mengubah yang dibuat Tuhan. Tuhan memberi saya identitas ini. Tuhan memberi saya mulut ini, karena mereka mengatakan kami adalah ciptaan Tuhan,” ujar Duterte.
”Jika Anda memiliki keluhan sesuatu terhadap saya, tentang mulut saya, tentang karakter saya, pergilah ke Tuhan dan adukan. Dia yang menciptakan saya. Dia adalah salah satu yang harus disalahkan, bukan saya,” katanya.
Mantan Wali Kota Davao yang dijuluki "The Punisher" atau “penghukum” ini populer dengan kebijakan kontroversial. Salah satunya, perang melawan narkoba yang memicu pembunuhan di luar hukum di negara itu. Jumlah korban tewas dalam perang melawan narkoba hingga kini sudah mencapai sekitar 6 ribu orang.
Duterte terkenal dengan umpatan-umpatan kotor terhadap para pemimpin dunia yang mengkritik perang narkoba di Filipina. Dia pernah mengumpat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dengan menyebutnya “anak pelacur”. Sekjen PBB juga pernah diumpat Duterte dengan sebutan “bodoh”.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Obama ditanya apakah dia perlu mengubah gaya berbicaranya karena menuai kontroversi. Duterte menjawab; ”Dengar, saya menjabat sebagai jaksa selama 10 tahun saya bertahan 40 tahun di politik dan saya tidak mengalami kekalahan apapun, mulai dari wakil walikota hingga ke Malacanang (jadi presiden). Mengapa saya harus berubah?,” katanya dalam wawancara dengan ABS-CBN, yang dikutip Jumat (30/12/2016).
“Perubahan adalah untuk yang korup. Jangan menyertakan saya. Mengapa saya harus mengubah yang dibuat Tuhan. Tuhan memberi saya identitas ini. Tuhan memberi saya mulut ini, karena mereka mengatakan kami adalah ciptaan Tuhan,” ujar Duterte.
”Jika Anda memiliki keluhan sesuatu terhadap saya, tentang mulut saya, tentang karakter saya, pergilah ke Tuhan dan adukan. Dia yang menciptakan saya. Dia adalah salah satu yang harus disalahkan, bukan saya,” katanya.
Mantan Wali Kota Davao yang dijuluki "The Punisher" atau “penghukum” ini populer dengan kebijakan kontroversial. Salah satunya, perang melawan narkoba yang memicu pembunuhan di luar hukum di negara itu. Jumlah korban tewas dalam perang melawan narkoba hingga kini sudah mencapai sekitar 6 ribu orang.
(mas)