Ditanya Soal Sanksi Rusia, Trump: Kita Harus Lanjutkan Hidup
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, menyarankan AS dan Rusia untuk beristirahat sejenak dari kontroversi peretasan komputer Partai Demokrat yang dituding dilakukan oleh Moskow. Sebaliknya, Trump meminta AS untuk melupakannya dan melanjutkan hidup.
"Saya pikir kita harus melanjutkan hidup kami. Saya pikir komputer telah membuat hidup kita menjadi sangat-sangat rumit. Sepanjang hidup dimana komputer di buat saja tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2016).
Ia pun mengaku tidak mengetahui soal pernyataan Senator Republik Lindsey Graham yang mengatakan Rusia dan Presiden Vladimir Putin harus mendapatkan sanksi keras.
"Kami memiliki kecepatan. Kami memiliki banyak hal-hal lain tapi aku tidak yakin Anda memiliki jenis keamanan yang Anda butuhkan. Tapi saya belum berbicara dengan para senator dan pasti akan memakan banyak waktu," katanya.
Pemerintahan Obama berencana untuk mengumumkan pada hari Kamis serangkaian tindakan balasan terhadap Rusia untuk hacking ke lembaga-lembaga politik AS dan individu dan membocorkan informasi, dua pejabat AS mengatakan pada hari Rabu.
"Saya pikir kita harus melanjutkan hidup kami. Saya pikir komputer telah membuat hidup kita menjadi sangat-sangat rumit. Sepanjang hidup dimana komputer di buat saja tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2016).
Ia pun mengaku tidak mengetahui soal pernyataan Senator Republik Lindsey Graham yang mengatakan Rusia dan Presiden Vladimir Putin harus mendapatkan sanksi keras.
"Kami memiliki kecepatan. Kami memiliki banyak hal-hal lain tapi aku tidak yakin Anda memiliki jenis keamanan yang Anda butuhkan. Tapi saya belum berbicara dengan para senator dan pasti akan memakan banyak waktu," katanya.
Pemerintahan Obama berencana untuk mengumumkan pada hari Kamis serangkaian tindakan balasan terhadap Rusia untuk hacking ke lembaga-lembaga politik AS dan individu dan membocorkan informasi, dua pejabat AS mengatakan pada hari Rabu.
(ian)