Hadiah untuk Memburu Pemimpin ISIS al-Baghdadi Jadi Rp335 Miliar
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menaikkan dua kali lipat jumlah hadiah untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi menjadi USD25 juta atau sekitar Rp335 miliar. Sebelumnya hadiah untuk perburuan al-Baghdadi sebesar USD10 juta.
Tambahan jumlah hadiah uang untuk perburuan al-Baghdadi itu diumumkan Departemen Luar Negeri AS untuk Hadiah Program Keadilan pada hari Jumat, seperti dilansir IB Times, Sabtu (17/12/2016).
Program ini meminta setiap informasi dari siapa pun yang akan membantu menemukan, menangkap atau menghukum pemimpin ISIS berkewarganegaraan Irak yang dikenal dengan nama Ibrahim al-Samarrai tersebut.
Al-Baghdadi, yang lahir di Samarra, sebelah utara Baghdad, pada tahun 1971, telah diburu melalui program itu sejak Oktober 2011.
Al-Baghdadi memproklamirkan ISIS dan nyatakan dirinya “khalifah” pada 30 Juni 2014 dari mimbar Masjid Agung Al-Nuri di Mosul. Sejak itu, ISIS melakukan perlawanan di Irak dan Suriah.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa al-Baghdadi bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil di berbagai negara untuk setiap serangan teror yang diklaim oleh ISIS.
Jumlah hadiah untuk peburuan al-Baghdadi ini sudah menyamai hadiah untuk perburuan untuk pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, dan hadiah untuk perburuan Osama bin Laden sebelumnya.
Al-Baghdadi tercatat sebagai akademisi yang pernah jadi tahanan di penjara Camp Bucca yang dikelola AS. Pemimpin ISIS ini sudah beberapa kali diberitakan terluka oleh serangan udara koalisi AS, namun hingga kini diyakini masih hidup. Baghdadi diduga masih bersembunyi di wilayah Mosul, yang dianggap sebagai benteng pertahanan ISIS.
Tambahan jumlah hadiah uang untuk perburuan al-Baghdadi itu diumumkan Departemen Luar Negeri AS untuk Hadiah Program Keadilan pada hari Jumat, seperti dilansir IB Times, Sabtu (17/12/2016).
Program ini meminta setiap informasi dari siapa pun yang akan membantu menemukan, menangkap atau menghukum pemimpin ISIS berkewarganegaraan Irak yang dikenal dengan nama Ibrahim al-Samarrai tersebut.
Al-Baghdadi, yang lahir di Samarra, sebelah utara Baghdad, pada tahun 1971, telah diburu melalui program itu sejak Oktober 2011.
Al-Baghdadi memproklamirkan ISIS dan nyatakan dirinya “khalifah” pada 30 Juni 2014 dari mimbar Masjid Agung Al-Nuri di Mosul. Sejak itu, ISIS melakukan perlawanan di Irak dan Suriah.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa al-Baghdadi bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil di berbagai negara untuk setiap serangan teror yang diklaim oleh ISIS.
Jumlah hadiah untuk peburuan al-Baghdadi ini sudah menyamai hadiah untuk perburuan untuk pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, dan hadiah untuk perburuan Osama bin Laden sebelumnya.
Al-Baghdadi tercatat sebagai akademisi yang pernah jadi tahanan di penjara Camp Bucca yang dikelola AS. Pemimpin ISIS ini sudah beberapa kali diberitakan terluka oleh serangan udara koalisi AS, namun hingga kini diyakini masih hidup. Baghdadi diduga masih bersembunyi di wilayah Mosul, yang dianggap sebagai benteng pertahanan ISIS.
(mas)