Mengaku Habisi Penjahat, Duterte Bisa Dimakzulkan

Kamis, 15 Desember 2016 - 12:52 WIB
Mengaku Habisi Penjahat,...
Mengaku Habisi Penjahat, Duterte Bisa Dimakzulkan
A A A
MANILA - Pengakuan Presiden Filipina Rodrio Duterte membunuh penjata ketika menjabat sebagai walikota Davao City berbuntut panjang. Dua senator Filipina menyatakan pengakuan itu bisa berujung pemakzulan.

Baca juga:
Duterte Bunuh Tersangka Narkoba dengan Tangannya Sendiri


Senator Leila de Lima, seorang kritikus Duterte, mengatakan pengakuan presiden bisa menjadi dasar untuk pemakzulan. "Itu pengkhianatan kepercayaan publik dan merupakan kejahatan tingkat tinggi karena pembunuhan massal masuk dalam kejahatan tingkat tinggi," katanya.

"Dan kejahatan tingkat tinggi adalah dasar untuk pemakzulan di bawah konstitusi," imbuh de Lima seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2016).

Sedangkan Senator Richard Gordon, yang mengepalai Komite Keadilan Senat, juga mengatakan Duterte membuka dirinya untuk kemungkinan proses pemakzulan menyusul komentar kontroversialnya.

"Ketika ia mengatakan bahwa, ia membuka diri, itu adalah jalan hukum untuk masuk, kemudian berjalan dan mendakwanya," katanya sembari menambahkan ia tidak terkejut dengan pernyataan itu.

Sementara sekutu Duterte di Kongres menantang kelompok yang melawan presiden dan kritikus untuk mengajukan mosi pemakzulan. Dikatakan bahwa melengeserkan presiden melalui proses politik adalah permainan angka. Ada kurang dari 50 anggota oposisi di perlemen di Senat yang anggotanya berjumlah 293 anggota. Dibutuhkan dua per tiga suara untuk memakzulkan Duterte.

Peter Wallace, pihak yang menyelenggarakan forum bisnis di mana Duterten mengungkapkan pengakuannya itu, berpikir bahwa pernyataan presiden adalah sebuah keberanian yang biasa.

"Dia berbicara seperti yang sering dilakukannya tentang narkoba, dan pembunuhan serta kriminalitas. Dan kami berharap dia akan menyadarinya tetapi kami di sana bukan untuk mendengarkan hal itu. Kami berada di sana untuk berbicaranya dengannya atau mendengarkan apa yang dikatakannya tentang permasalahan bisnis dan Saya senang dia menglihkan pembicaraannya," kata Wallace.

Menteri Kehakiman Vitaliano Aguirre menepis jika pernyataan Duterte dianggap berlebihan. "Ini seperti sebuah hiperbola, yang presiden, gunakan untuk membesar-besarkan hanya untuk menempatkan pesannya," kata Aguirre.

Bahkan jika itu benar, Aquirre mengatakan tidak berarti bahwa ia melanggar hukum. "Ini bisa dilakukan dengan sebab yang dibenarkan dan keadaan dibenarkan sebagai petugas publik untuk menangkap tetapi jika mereka menolak. Dia pasti telah dipaksa," kata Aquirre.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0615 seconds (0.1#10.140)