Terungkap, Jerman Rumah Bagi 10 Ribu Ekstrimis Islam
A
A
A
BERLIN - Jumlah fundamentalis yang bersumpah setia kepada kelompok Salafi di Jerman terus meningkat dan negara-negara Teluk dituduh meningkatkan dukungan bagi mereka hingga menjadi sebuah sel teror. Setidaknya 10 ribu ekstrimis Islam yang didukung oleh Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya tinggal di Jerman.
Media Jerman mengklaim badan Federal Intelijen Berlin (BND) dan Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (BfV) menuduh Arab Saudi dan Kuwait mendanai kelompok agama dan kelompok misionaris, serta membiayai pembangunan masjid dan penyokong imam garis keras.
Dikutip dari Express, Kamis (15/12/2016), menurut laporan tersebut, kelompok misionaris termasuk Asosiasi Amal Sheikh Eid Bin Mohammad al-Thani dan Liga Muslim Dunia Saudi terlibat dalam strategi yang telah berjalan lama untuk menggunakan pengaruh negara-negara Teluk.
Selain itu lembaga bentukan Kuwait, Revival of Islamic Heritage Society (RIHS), juga telah disalahkan atas dukungan untuk kelompok Salafi fundamentalis di Jerman. RIHS adalah sebuah LSM yang dilarang di Amerika Serikat (AS) dan Rusia karena diduga terkait dengan kelompok teroris Al-Qaeda.
RIHS dan Sheikh Eid Bin Mohammad al-Thani Amal Association telah membantah tuduhan tersebut. Dubes Saudi Awwas Alawwad juga menolak klaim tersebut. Ia mengatakan negaranya tidak ada hubungannya dengan Salafisme Jerman.
Berita ini muncul setelah kelompok agama Die Wahre dilarang di Berlin berikut penggerebekan kantor mereka di kota-kota di seluruh Jerman. "Terjemahan Al-Quran tersebut didistribusikan bersama dengan pesan-pesan kebencian dan ideologi inkonstitusional," kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere
"Para remaja tengah diradikalisasi dengan teori konspirasi. Kami tidak ingin terorisme di Jerman dan kami tidak ingin mengekspor terorisme," imbuhnya.
Media Jerman mengklaim badan Federal Intelijen Berlin (BND) dan Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (BfV) menuduh Arab Saudi dan Kuwait mendanai kelompok agama dan kelompok misionaris, serta membiayai pembangunan masjid dan penyokong imam garis keras.
Dikutip dari Express, Kamis (15/12/2016), menurut laporan tersebut, kelompok misionaris termasuk Asosiasi Amal Sheikh Eid Bin Mohammad al-Thani dan Liga Muslim Dunia Saudi terlibat dalam strategi yang telah berjalan lama untuk menggunakan pengaruh negara-negara Teluk.
Selain itu lembaga bentukan Kuwait, Revival of Islamic Heritage Society (RIHS), juga telah disalahkan atas dukungan untuk kelompok Salafi fundamentalis di Jerman. RIHS adalah sebuah LSM yang dilarang di Amerika Serikat (AS) dan Rusia karena diduga terkait dengan kelompok teroris Al-Qaeda.
RIHS dan Sheikh Eid Bin Mohammad al-Thani Amal Association telah membantah tuduhan tersebut. Dubes Saudi Awwas Alawwad juga menolak klaim tersebut. Ia mengatakan negaranya tidak ada hubungannya dengan Salafisme Jerman.
Berita ini muncul setelah kelompok agama Die Wahre dilarang di Berlin berikut penggerebekan kantor mereka di kota-kota di seluruh Jerman. "Terjemahan Al-Quran tersebut didistribusikan bersama dengan pesan-pesan kebencian dan ideologi inkonstitusional," kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere
"Para remaja tengah diradikalisasi dengan teori konspirasi. Kami tidak ingin terorisme di Jerman dan kami tidak ingin mengekspor terorisme," imbuhnya.
(ian)