Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Tolak Pakai Jilbab saat Kunjungi Saudi, Menteri Jerman Picu Kemarahan
Tolak Pakai Jilbab saat Kunjungi Saudi, Menteri Jerman Picu Kemarahan
A
A
A
RIYADH - Seorang menteri perempuan Jerman bernama Ursula von der Leyen menolak untuk mengenakan jilbab selama kunjungan ke Arab Saudi. Sikap Menteri Pertahanan Jerman ini memicu kemarahan publik Saudi di media sosial.
Leyen mengatakan perempuan harus memiliki hak yang sama untuk memilih pakaian mereka seperti halnya kaum lelaki. Sikap Leyen yang menolak memakai jilbab saat kunjungan ke Saudi ini hanya berselang seminggu setelah Kanselir Angela Merkel menyerukan larangan pemakaian burka di Jerman.
Leyen berada di Ibu Kota Riyadh untuk bertemu Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Dia menyurakan kekesalannya soal ketentuan bahwa perempuan harus mengenakan pakian tradisional ketika mengunjungi negara terkait.
Leyen lebih memilih untuk mengenakan jas biru gelap ketika dia bertemu putra Raja Salman di Istana Divan.
Keputusan Leyen itu telah memicu kemarahan publik Saudi di Twitter. Demikian dilaporkan media Saudi, Al Bawaba, Rabu (14/12/2016).
“Ok, jadi mengapa mereka tidak menangkapnya? Kemunafikan dan standar ganda,” kecam salah satu warga Saudi pengguna Twitter.
“Menteri Pertahanan Jerman; Tidak memakai jilbab di Arab itu disengaja. Ini merupakan penghinaan pada Arab Saudi!,” tulis pengguna Twitter lainnya.
Berbicara tentang penolakannya untuk memakai jilbab khas Saudi yang dikenal sebagai abaya, Leyen mengatakan, ”Tidak ada wanita dalam delegasi saya yang harus memakai abaya”.
”Hak untuk memilih pakaian Anda sendiri adalah hak yang sama yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Ini mengganggu saya, ketika perempuan untuk didorong ke mengenakan abaya,” katanya.
Surat kabar itu melaporkan, meskipun para pejabat terlihat heran saat melihat menteri perempuan Jerman tidak mengenakan jilbab, tapi para pejabat Saudi tidak menyampaikan protes.
Leyen sejatinya meniru sikap Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama, yang dikecam warga Saudi ketika tidak mengenakan jilbab saat berkunjung ke Kerajaan Arab Saudi dengan suaminya, Presiden Barack Obama.
Leyen mengatakan perempuan harus memiliki hak yang sama untuk memilih pakaian mereka seperti halnya kaum lelaki. Sikap Leyen yang menolak memakai jilbab saat kunjungan ke Saudi ini hanya berselang seminggu setelah Kanselir Angela Merkel menyerukan larangan pemakaian burka di Jerman.
Leyen berada di Ibu Kota Riyadh untuk bertemu Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Dia menyurakan kekesalannya soal ketentuan bahwa perempuan harus mengenakan pakian tradisional ketika mengunjungi negara terkait.
Leyen lebih memilih untuk mengenakan jas biru gelap ketika dia bertemu putra Raja Salman di Istana Divan.
Keputusan Leyen itu telah memicu kemarahan publik Saudi di Twitter. Demikian dilaporkan media Saudi, Al Bawaba, Rabu (14/12/2016).
“Ok, jadi mengapa mereka tidak menangkapnya? Kemunafikan dan standar ganda,” kecam salah satu warga Saudi pengguna Twitter.
“Menteri Pertahanan Jerman; Tidak memakai jilbab di Arab itu disengaja. Ini merupakan penghinaan pada Arab Saudi!,” tulis pengguna Twitter lainnya.
Berbicara tentang penolakannya untuk memakai jilbab khas Saudi yang dikenal sebagai abaya, Leyen mengatakan, ”Tidak ada wanita dalam delegasi saya yang harus memakai abaya”.
”Hak untuk memilih pakaian Anda sendiri adalah hak yang sama yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Ini mengganggu saya, ketika perempuan untuk didorong ke mengenakan abaya,” katanya.
Surat kabar itu melaporkan, meskipun para pejabat terlihat heran saat melihat menteri perempuan Jerman tidak mengenakan jilbab, tapi para pejabat Saudi tidak menyampaikan protes.
Leyen sejatinya meniru sikap Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama, yang dikecam warga Saudi ketika tidak mengenakan jilbab saat berkunjung ke Kerajaan Arab Saudi dengan suaminya, Presiden Barack Obama.
(mas)
Explore More