Pangeran Saudi: Arab Lukai Islam dan Mendistorsi Citra Muslim
A
A
A
ABU DHABI - Pangeran Arab Saudi, Khaled Al-Faisal, membuat pernyataan yang mengkritik keras dunia Arab dengan menyebut Arab telah melukai Islam dan mendistorsi citra Muslim. Pernyataan itu muncul dalam pidatonya di sebuah konferensi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, awal pekan ini.
Pangeran Khaled tidak secara spesifik menunjuk pihak komunitas Arab yang dia kritik itu. Namun, komentarnya muncul di tengah kekacauan yang terjadi di Timur Tengah akibat ulah kelompok radikal ISIS.
”Saya tidak dengki (pada) siapa pun yang berdiri untuk berbicara atas nama orang-orang Arab saat ini. Kami telah melukai Islam dan mendistorsi citra Muslim,” katanya di forum “15th Arab Thought Foundation” yang mengangkat tema; “Arab Integration: The Gulf Cooperation Council and the United Arab Emirates”.
”Maafkan saya jika keterusterangan saya memang menyakitkan, tapi luka-luka telah mencolok,” ucapnya, seperti dikutip IB Times, semalam (13/12/2016). ”Bangunlah Arab, bangun Muslim, jangan biarkan kolonialisme untuk kembali."
Pada Juli lalu, para pejabat Saudi menuduh kelompok ISIS ingin mengebom kota suci Madinah, situs makam Nabi Muhammad serta rumahnya, dalam serangan yang menewaskan empat petugas keamanan dan melukai lima orang lainnya.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah kemudian mendesak umat Islam untuk bersatu melawan epidemi "ekstremisme." Tapi seruan persatuan itu sulit terwujud, karena Saudi hingga kini juga masih bersitegang dengan Iran.
Ketegangan pernah memuncak ketika otoritas keagamaan Arab Saudi, menyebut para pemimpin Iran bukan Muslim. Ucapan itu sebagai balasan atas hinaan yang dilontarkan para pemimpin Iran terhadap para pemimpin Kerajaan Saudi ketika kedua negara berseteru soal krisis haji.
Pangeran Khaled tidak secara spesifik menunjuk pihak komunitas Arab yang dia kritik itu. Namun, komentarnya muncul di tengah kekacauan yang terjadi di Timur Tengah akibat ulah kelompok radikal ISIS.
”Saya tidak dengki (pada) siapa pun yang berdiri untuk berbicara atas nama orang-orang Arab saat ini. Kami telah melukai Islam dan mendistorsi citra Muslim,” katanya di forum “15th Arab Thought Foundation” yang mengangkat tema; “Arab Integration: The Gulf Cooperation Council and the United Arab Emirates”.
”Maafkan saya jika keterusterangan saya memang menyakitkan, tapi luka-luka telah mencolok,” ucapnya, seperti dikutip IB Times, semalam (13/12/2016). ”Bangunlah Arab, bangun Muslim, jangan biarkan kolonialisme untuk kembali."
Pada Juli lalu, para pejabat Saudi menuduh kelompok ISIS ingin mengebom kota suci Madinah, situs makam Nabi Muhammad serta rumahnya, dalam serangan yang menewaskan empat petugas keamanan dan melukai lima orang lainnya.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah kemudian mendesak umat Islam untuk bersatu melawan epidemi "ekstremisme." Tapi seruan persatuan itu sulit terwujud, karena Saudi hingga kini juga masih bersitegang dengan Iran.
Ketegangan pernah memuncak ketika otoritas keagamaan Arab Saudi, menyebut para pemimpin Iran bukan Muslim. Ucapan itu sebagai balasan atas hinaan yang dilontarkan para pemimpin Iran terhadap para pemimpin Kerajaan Saudi ketika kedua negara berseteru soal krisis haji.
(mas)