Uni Eropa-Kuba Teken Perjanjian Normalisasi Hubungan
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa dan Kuba menandatangani kesepakatan untuk menormalkan hubungan yang telah beku selama puluhan tahun, Senin (12/12). Kebekuan hubungan UE dengan Kuba dipicu oleh masalah hak asasi manusia di bawah pemerintahan mendiang Fidel Castro.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez Parrilla dan Kepala Urusan Luar Negeri UE, Federica Mogherini. Turut meneken perjanjian, perwakilan dari 28 negara anggota UE. Kesepakatan ini dijalin di Brussels, Belgia.
"Link ekonomi dengan Eropa akan terus menjadi prioritas bagi Kuba, seperti saat kami membangun ekonomi sosialis," kata Parrilla, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Saat ini, Kuba adalah satu-satunya negara Amerika Latin yang tidak memiliki apa yang disebut "dialog dan kerjasama" kesepakatan dengan Uni Eropa. Kuba tak pernah membahas isu-isu perdagangan, hak asasi manusia, dan migrasi dengan UE.
Namun pekan lalu, para Menteri UE sepakat untuk mencabut kebijakan itu, dan Kuba yang harus pertama kali dilakukan Kuba adalah meningkatkan standar hak asasi manusia, sebelum mendapatkan link lebih dekat dengan blok UE.
“Kesepakatan ini menunjukkan, dengan niat baik dan saling menghormati, adalah mungkin untuk membuat kemajuan dan menyelesaikan perbedaan,” kata Parrilla.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez Parrilla dan Kepala Urusan Luar Negeri UE, Federica Mogherini. Turut meneken perjanjian, perwakilan dari 28 negara anggota UE. Kesepakatan ini dijalin di Brussels, Belgia.
"Link ekonomi dengan Eropa akan terus menjadi prioritas bagi Kuba, seperti saat kami membangun ekonomi sosialis," kata Parrilla, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Saat ini, Kuba adalah satu-satunya negara Amerika Latin yang tidak memiliki apa yang disebut "dialog dan kerjasama" kesepakatan dengan Uni Eropa. Kuba tak pernah membahas isu-isu perdagangan, hak asasi manusia, dan migrasi dengan UE.
Namun pekan lalu, para Menteri UE sepakat untuk mencabut kebijakan itu, dan Kuba yang harus pertama kali dilakukan Kuba adalah meningkatkan standar hak asasi manusia, sebelum mendapatkan link lebih dekat dengan blok UE.
“Kesepakatan ini menunjukkan, dengan niat baik dan saling menghormati, adalah mungkin untuk membuat kemajuan dan menyelesaikan perbedaan,” kata Parrilla.
(esn)