Penghitungan Ulang di Pennsylvania Batal
A
A
A
WASHINGTON - Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Hijau, Jill Stein, membatalkan niatnya untuk melakukan penghitungan ulang pemilu presiden di Pennsylvania. Keputusan itu diambil setelah hakim memerintahkan Stein untuk menyetorkan uang sebesar USD1 juta sebagai jaminan.
"Pemohon adalah warga biasa yang hidup sederhana. Mereka tidak mampu untuk menyerahkan uang USD1 juta yang diperlukan oleh pengadilan," ucap seorang pengacara Stein dalam dokumen pengadilan, menurut sebuah email dari juri bicara Sam Scarrow seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/12/2016).
"Yang aneh adalah kita harus melompat melalui lingkaran birokrasi dan mengumpulkan jutaan dolar sehingga kita dapat memercayai hasil pemilu kita?" tulis Stein di akun Twitter-nya.
Sebuah dokumen pengadilan menunjukkan jika tim kampanye Presiden AS terpilih dari Partai Republik, Donald Trump, telah meminta dana USD10 juta sebagai jaminan.
Stein, yang mengumpulkan hanya sekitar 1 persen suara, juga telah berupaya melakukan penghitungan ulang di Michigan dan Wisconsin, mengatakan bahwa dia ingin memastikan integritas dalam sistem pemilu AS.
Trump, yang mengalahkan calon Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan November 8 lalu, menyebut upaya penghitungan ulang adalah sebuah "penipuan."
Baca juga:
Trump Sebut Permintaan Penghitungan Ulang Sebuah Penipuan
Sedangkan tim kampanye Hillary telah mengatakan akan mengambil bagian dalam penghitungan ulang tersebut. Meski begitu, jika semua penghitungan ulang tersebut dilakukan, hasilnya tidak akan mungkin mengubah keseluruhan hasil pemilu.
Baca juga:
Tim Hillary Ikut Bergabung dalam Penghitungan Ulang di Wisconsin
Pemilihan presiden ditentukan oleh Electoral College, atau penghitungan kemenangan dari negara per negara, bukan oleh suara nasional populer atau Popular Vote. Trump melampaui 270 electoral vote yang dibutuhkan untuk menang, dengan 306 suara elektoral.
"Pemohon adalah warga biasa yang hidup sederhana. Mereka tidak mampu untuk menyerahkan uang USD1 juta yang diperlukan oleh pengadilan," ucap seorang pengacara Stein dalam dokumen pengadilan, menurut sebuah email dari juri bicara Sam Scarrow seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/12/2016).
"Yang aneh adalah kita harus melompat melalui lingkaran birokrasi dan mengumpulkan jutaan dolar sehingga kita dapat memercayai hasil pemilu kita?" tulis Stein di akun Twitter-nya.
Sebuah dokumen pengadilan menunjukkan jika tim kampanye Presiden AS terpilih dari Partai Republik, Donald Trump, telah meminta dana USD10 juta sebagai jaminan.
Stein, yang mengumpulkan hanya sekitar 1 persen suara, juga telah berupaya melakukan penghitungan ulang di Michigan dan Wisconsin, mengatakan bahwa dia ingin memastikan integritas dalam sistem pemilu AS.
Trump, yang mengalahkan calon Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan November 8 lalu, menyebut upaya penghitungan ulang adalah sebuah "penipuan."
Baca juga:
Trump Sebut Permintaan Penghitungan Ulang Sebuah Penipuan
Sedangkan tim kampanye Hillary telah mengatakan akan mengambil bagian dalam penghitungan ulang tersebut. Meski begitu, jika semua penghitungan ulang tersebut dilakukan, hasilnya tidak akan mungkin mengubah keseluruhan hasil pemilu.
Baca juga:
Tim Hillary Ikut Bergabung dalam Penghitungan Ulang di Wisconsin
Pemilihan presiden ditentukan oleh Electoral College, atau penghitungan kemenangan dari negara per negara, bukan oleh suara nasional populer atau Popular Vote. Trump melampaui 270 electoral vote yang dibutuhkan untuk menang, dengan 306 suara elektoral.
(ian)